Puspaga di Tangerang Selatan Jadi Pilot Projek Dari Kementerian PPPA Sejak 2016

Puspaga di Tangerang Selatan Jadi Pilot Projek Dari Kementerian PPPA Sejak 2016

Piagam penghargaan yang diraih Pemkot Tangsel dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terkait Puspaga.-Tri Budi/TangerangEkspres.co.id-

TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Pemkot Tangsel patut berbangga diri dengan dimilikinya pusat pemberdayaan keluarga (Puspaga). Pasalnya, Puspaga tersebut menjadi pilot projek dari Kementerian PPPA sejak 2016.

Sekretraiat Puspaga berada di Ruko Sentra Serua Ciputat. Puspaga tersebut buka tiap Rabu dan Kamis dari pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi masalah keluarga agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan bisa mendatangi sekretariat tebut untuk berkonsultasi.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan pada DP3AP2KB Kota Tangsel Mercy Apriyanti mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat terkait Puspaga. "Ini kitablalukan untuk menurunkan angka kekerasan di Kota Tangsel," ujarnya kepada TANGERANGEKAPRES.ID beberapa waktu lalu.

Mercy menambahkan, di Puspaga pihaknya menyediakan psikolog yang akan membantu warga. Masyarakat yang datang tidak perlu khawatir karena psikolog yang dimiliki oleh dinas akan merahasiakan segala keluh kesah warga yang datang.

Dengan adanya Puspaga tersebut pihaknya berharap tidak terjadi kekerasan dimana korbannya kerap dialami anak-anak dan khususnya perempuan.

"Selama ini di Puspaga isinya ada relawan namun, pihaknya sudah sampai kecamatan dan sudah punya kader Puspaga. Kedepan pihaknya akan kerjasama dengan PKK juga," tambahnya.

Menurutnya, kedepan pihaknya juga akan rekrut kader PKK sebagai Puspaga lantaran mereka sebagai ujung tombak yang berhadapan langsung dengan masyarakat.

"Kita punya hoteline Puspaga, selain ditangani kader Puspaga kalau perlu rujukan kita juga punya relawan psikolog klinis," jelasnya.

Masyarakat yang datang ke sekretariat Puspaga rata-rata adalah ibu-ibu dan anak laki-laki.

"Kita juga kerap menerima konsultasi soal kehamilan yang tidak diinginkan oleh remaja putri," turupny. (*)

Sumber: