Warga Kasemen Kesulitan Air Bersih
TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Warga lingkungan Karang Mulya, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang kesulitan air bersih setelah dua bulan saluran air PDAM Tirta al-Bantani tidak berfungsi. Kondisi ini membuat warga mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan air sehari-hari, seperti untuk minum, masak, mencuci, dan mandi. Di lingkungan tersebut ada sekitar 112 kepala keluarga. Salah satu warga setempat, Abdul Wahid mengatakan, pihak PDAM menjelaskan ada kebocoran pipa sehingga aliran air tidak bisa normal. "Sudah dua bulan airnya mati, ada keluar kalau malem tapi memasuki subuh mati lagi. Dulu katanya ada yang bocor pipanya, dari situ airnya tidak mengalir sampe sekarang," kata Wahid kepada Tangerang Ekspres, Selasa (11/7). Wahid berharap pemerintah bisa cepat tanggap merespons kesulitan warga dalam memenuhi kebutuhan air. "Harapan kita normal bisa seperti biasa lagi, karena kan kita butuh," katanya. Sementara itu, Ketua RW 05 Karang Mulya, Abdullah mengungkapkan, di lingkungannya masih menggunakan pipa PDAM Tirta al-Bantani milik Kabupaten Serang, belum ada jalur pipa dari PDAM Tirta Madani milik Pemkot Serang. "Kampung ini belum ada jalur pipa dari Kota Serang, masih pake yang kabupaten. Setiap tahun ada saja keluhan, entah itu airnya kosong atau kemarau," ungkapnya. Pihaknya mengaku pernah berkomunikasi dengan pihak Pemkot Serang supaya ada saluran pipa ke wilayahnya. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut. Abdullah mengatakan, untuk kebutuhan sehari-hari, warga menggunakan air isi ulang. Sehari warga bisa tiga sampai empat kali membeli air isi ulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan untuk mandi, warga menggunakan air seadanya dari musala atau menumpang ke rumah warga yang menggunakan air bor meskipun payau. "Yang repot buat mandi dan nyuci, kan harus pake air banyak. Atau numpang ke warga yang banyak air, atau lari ke masjid yang ada airnya," ujarnya. Kalau hujan, kata Abdullah, warga berbondong-bondong, untuk menampung air pakai drum. Nantinya air tersebut digunakan buat mandi dan nyuci baju. Abdullah mengaku, sampai sekarang belum ada bantuan dari Pemkot Serang. Meski dulu pernah ada proses pencatatan wilayah yang kesulitan air bersih di Kasemen. Kendati demikian, pihak PDAM memberikan bantuan air menggunakan mobil. Tapi, tidak setiap hari diberikan. "Bantuan air jarang, kemaren ada hari ini tidak ada. Intinya kalau ada PDAM warga yang keluar kita kebantu," katanya. Di tempat lain, Ketua DPRD Kota Serang Budi Rustandi mendesak agar Pemkot Serang segera melobi Pemkab Serang terkait Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di wilayah Kasemen yang masih beroperasi. "Makanya saya minta ke bagian aset khususnya agar meminta (perumdam) diserahkan ke Kota Serang, supaya bisa dikelola dan tidak menjadi permasalahan yang krusial," katanya. Sebab, kata Budi, PDAM yang ada saat ini tidak dapat menjangkau secara menyeluruh ke Kasemen. Sehingga, pasokan air bersih untuk warga di sana terbatas dan tidak dapat mencukupi kebutuhan. Menurut dia, PDAM atau PDAB yang saat ini dikelola oleh Pemkab Serang sebetulnya dinilai kurang tepat. Sebab, pasokan air dan keberadaan perusahaan tersebut berada di Kota Serang. Dia pun meminta agar Pemkot Serang serius dan segera melakukan rapat pembahasan dan evaluasi terkait PDAB di Kasemen sebagai salah satu pelayanan terhadap warga. Sehingga ke depan, kata dia, antara PDAB dengan Perumdam Tirta Madani bisa menjadi satu dan menjangkau ke seluruh wilayah di Kota Serang yang belum memiliki ketersediaan air bersih. (*) Reporter: Dani Mukarom Editor: Sutanto Ibnu Omo
Sumber: