Atlet Pelajar Terancam, Jalur Prestasi Atlet Tak Laku
TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Atlet pelajar Kota Tangerang gagal masuk SMA negeri melalui jalur prestasi nonakademik. Siswa lulusan SMPN yang sudah menorehkan prestasi olahraga di tingkat Kota Tangerang terpental dari jalur prestasi (japres) nonakademik. Kalah dengan japres dari bidang keagamaan. Hal ini terjadi di SMAN 1, SMAN 2 dan SMAN 8 Kota Tangerang. Di ketiga SMA negeri tersebut dari total kuota 30 sampai 46 siswa, semua diisi japres keagamaan. Tak ada satu siswa pun yang dari japres atlet. Padahal, para atlet pelajar Kota Tangerang sudah mendapatkan keabsahan sebagai atlet dari KONI dan Dispora Kota Tangerang. Para atlet pelajar ini sebagian besar berprestasi di kejuaraan tingkat Kota Tangerang dan masuk dalam pemusatan latihan cabang (puslatcab) persiapan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Provinsi Banten 2024 yang akan digelar di Kota Tangerang. Seperti diketahui pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK jalur prestasi akan berakhir hari ini, Jumat (7/7). Kota KONI Kota Tangerang Dirman menyesalkan situasi ini. Ia meminta para kepala SMA negeri di Kota Tangerang berlaku adil. "Prestasi siswa itu tidak hanya di bidang keagamaan. Tetapi, banyak siswa yang menggeluti seni, budaya dan olahraga. SMA negeri yang tidak mau menerima japres atlet pelajar sangat disayangkan. Berarti Dinas Pendidikan Provinsi Banten ini, tidak peduli dengan atlet-atlet pelajar," tegasnya. Dirman mengatakan, atlet menjadi jalan masa depan siswa selain akademik. Tidak semua orang tua siswa mampu secara ekonomi. Sehingga tidak bisa menyekolahkan anaknya di sekolah swasta. "Dengan tidak diterimanya japres atlet di SMA negeri, jelas menghambat masa depan siswa yang menggeluti olahraga. Tidak semua orang tua atlet ini mampu membiayai sekolah anaknya di sekolah swasta. Ini akan menghambat pembinaan atlet usia dini di Kota Tangerang," lanjutnya. Menurut Dirman, seharusnya sekolah bisa membagi-bagi kuota untuk jalur japres. "Jangan semua diisi japres keagamaan. Kan bisa dibagai, untuk japres keagamaan, olahraga, seni, budaya dan lainnya," lanjutnya. Ketua Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) Kota Tangerang Andri S Permana menegaskan, bencana mengintai atlet POPDA Kota Tangerang. Tahun depan, Kota Tangerang sebagai tuan rumah ditargetkan menjadi juara umum. Namun, dengan tidak adanya siswa yang masuk SMA negeri lewat japres atlet ini menjadi bencana. "Ini bencana bagi olahraga di Kota Tangerang. Tidak ada keberpihakan Dinas Provinsi Banten terhadap pembinaan atlet. Semua staekholder jangan berpangku tangan. Sekolah dan Dinas Provinsi Banten jangan bersembunyi di balik sistem dan kewenangan," tegasnya. Ketua Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kota Tangerang Ngadino mengaku miris dengan kondisi ini. Atlet pelajar Kota Tangerang dipandang sebelah mata oleh kepala SMA negeri di Kota Tangerang. "Ini tidak adil. Seharusnya kuotanya dibagi-bagi, jangan dikuasai satu bidang saja. Kalau begini caranya pembinaan atlet usia dini bakal mati. Pemerintah provinsi tidak perhatian terhadap atlet pelajar," ungkapnya. Reporter : Abdul Aziz
Sumber: