Amankan Arsip Warga, DPK Tambah Layanan Mobil Sipling
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten akan menambah dua layanan pada mobil Arsip Keliling (Sipling). Layanan tersebut diberikan untuk memudahkan sekaligus mengamankan arsip penting milik masyarakat Banten. Arsiparis DPK Provinsi Banten, Asep Nur Eka mengatakan, bahwa pihaknya akan menambahkan layanan pada mobil Sipling untuk pengamanan dan penyelamatan arsip milik warga, salah satunya enkapsulasi. "Ini adalah cara untuk memelihara arsip dengan cara menggunakan bahan pelindung guna menghindarkan arsip dari kerusakan yang bersifat fisik. Ini khusus menggunakan bahan yang berstandar dari ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia-red)," katanya, Selasa (11/10). Layanan pengaman dan penyelamatan arsip warga lainnya yakni alih media. Dimana file arsip yang awalnya berupa fisik bisa dialihmediakan menjadi berupa soft file seperti format PDF. Masyarakat yang ingin mengalihmediakan arsipnya harus sekaligus membawa flashdisk atau penyimpanan data memori kilat. “Nanti akan kita sediakan dua layanan yang baru ini pada mobil Sipling yang digunakan untuk berkeliling ke warga di Banten,” ujarnya. Ia menjelaskan, rencana ini akan dilakukan di tahun depan atau 2023. Sebab dua layanan baru ini menggunakan alat baru yang membutuhkan anggaran, dan akan dipasangkan pada dua mobil Sipling yang ada di DPK Provinsi Banten. “Sementara minimal sesuai dengan kebutuhan karena unit mobilnya baru, kecuali memang unitnya bertambah maka layanannya juga ditambah,” terangnya. Ia menuturkan, penambahan layanan ini merupakan bagian dari kewajiban pemerintah daerah dalam mencegah kerusakan arsip milik masyarakat. Sehingga ketika terjadi hal yang tidak diinginkan maka arsipnya tetap terselamatkan. “Karena masyarakat juga pasti memilki arsip pentingnya, maka itu juga harus dijaga,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Arsip pada DPK Provinsi Banten, Ahmad Ridwan mengatakan, bahwa dua layanan baru nanti akan dipasang dalam mobil Sipling. Program Sipling sendiri secara rutin dilakukan hingga menyasar masyarakat yang ada di pelosok desa. Hal ini dilakukan karena masyarakat disana kesulitan dan harus menembus jarak yang cukup jauh untuk melihat arsip-arsip sejarah dan lainnya yang dimiliki DPK Provinsi Banten. “Kita memiliki jadwal kemana saja harus melakukan sipling, tapi selain itu kita juga menerima permintaan masyarakat atau lembaga lainnya. Seperti sekolah event-event dan lain sebagainya,” katanya. Kegiatan yang dilakukan dua kali dalam setiap bulan ini, menghadirkan sejumlah arsip yang merupakan bagian dari sejarah berdirinya Banten. Seperti memunculkan tokoh-tokoh, sejarah, hingga bangunan-bangunan yang bersejarah. “Arsip yang kita tampilkan itu sifatnya autentik dan asli sesuai dengan rekaman saat itu, jadi foto-fotonya kita akui sisi, termasuk juga bila ada arsip yang bersejarah yang dimiliki oleh warga,” paparnya. (ADV)
Sumber: