Belajar Multidisiplin di ITI melalui Kurikulum Berimplementasi MBKM
SETU,TANGERANGEKSPRES.CO.ID-Institut Teknologi Indonesia (ITI) merupakan perguruan tinggi khusus keteknikan. Kampus yang berlokasi di Kecamatan Setu tersebut memiliki 10 program studi (prodi) akademik, yakni 9 prodi bidang keteknikan, 1 prodi non keteknikan (manajemen) dan 1 program studi profesi (Program Studi Program Profesi Insinyur). Wakil Rektor Bidang Akademik, Penelitian dan Kemahasiswaan ITI, Prof. Dr. Ir. Dwita Suastiyanti, M.Si, IPM, Asean Eng mengatakan, 10 prodi akademik tersebut adalah Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Industri, Teknik Informatika, Tekonologi Industri Pertanian, Teknik Sipil, Arsitektur, Perencanaan Wilayah dan Kota serta Manajemen ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (20/7). Dwita mengaku, kampus ITI memiliki keunggulan dibanding kampus lain, yakni ITI merupakan kampus khusus keteknikan. Saat ini banyak perguruan tinggi berusaha untuk menjadi perguruan tinggi besar (berubah menjadi universitas) yang banyak menyelenggarakan prodi, baik prodi keteknikan atau eksak maupun non eksak. "Tapi, ITI menspesialisasikan diri sebagai perguruan tinggi khusus keteknikan, sehingga ITI tetap konsisten, tetap komit pada perguruan tinggi khusus keteknikan. Sehingga statusnya tetap institut di samping itu ITI lahir atas prakarsa Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie yang kemudian dibentuk oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) melalui penyelenggara Yayasan Pengembangan Teknologi Indonesia. Dimana PII ini juga merupakan organisasi profesi para insinyur yang khusus belajar tentang keteknikan," tambahnya. Menurutnya, ITI yang berdiri pada 1984 sudah banyak prestasi yang diperoleh. Pada 2020 ITI mulai menindaklanjuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang sudah dilaunching oleh Kemendikbudristek sejak awal 2020. Dimulai dari dua prodi yang melaksanakan MBKM , kemudian diikuti oleh lima prodi dan sekarang sudah 10 prodi sudah melaksanakan MBKM. "Kaitannya dengan program MBKM, hibah-hibah juga sudah ITI peroleh sejak 2020. Hibah ini berupa perolehan dana bantuan dari Kemendikbudristek maupun beberapa kementerian terkait program MBKM. Hibah ini adalah untuk pelaksanaan kegiatan MBKM ," jelasnya. Hibah ini diperoleh tidak mudah, harus melalui suatu kompetisi dan ITI memenangkan kompetisi tsb. Kompetisinya diikuti oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia melalui pengajuan proposal, kemudian diseleksi mulai dari seleksi administrasi, substantif sampai verifikasi kelayakan dan ITI lolos untuk beberapa program hibah kompetitif tsb. Perolehan hibah kompetitif tahun 2020 adalah sekitar Rp 600 juta, tahun 2021 sekitar Rp 4 M, sampai dengan pertengahan 2022 (Juli 2022) memperoleh sekitar 6,5 M dan masih menunggu pengumuman dari beberapa kompetisi hibah lainnya. "Hibah-hibah ini merupakan hibah kompetitif, seperti hibah MBKM, riset, hibah pengabdian kepada masyarakat, hibah kewirausahaan. Dengan bantuan ini dosen-dosen ITI dapat berkegiatan tridarma dengan melibatkan mahasiswa sebagai bentuk kegiatan MBKM dan dapat dikonversikan kedalam 20 SKS mata kuliah," tuturnya. Dwita menjelaskan, prestasi akademik lainya adalah penilaian kinerja institusi. Pada akhir 2021 ITI masuk kedalam kelompok perguruan tinggi swasta yang didanai untuk kegiatan penelitian kebijakan MBKM dan abdimas dari hasil penelitian sebesar Rp 1,3 miliar. Pendanaan tersebut juga atas pertimbangan ITI masuk kedalam kelompok PTS yang pencapaian indikator kinerja utamanya dan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat nya cukup baik. “ITI meraih juara dua melaksanakan riset kebijakan MBKM," ungkapnya. Dwita mengimbau bagi masyarakat yang akan melanjutkan pendidikan jangan bingung pilih antara perguruan tinggi negeri (PTN) atau perguruan tinggi swasta (PTS). Menurutnya, “sekarang sudah ada era program MBKM dan itu memungkinkan mahasiswa di PTS bisa kuliah di PTN dengan program pertukaran mahasiswa selama 2 semester yang dapat disetarakan ke dalam 40 SKS mata kuliah” tuturnya. "Seluruh Prodi di ITI sudah menjalankan program MBKM yang memungkinkan mahasiswa bisa belajar diluar ITI, belajar hal-hal yang bersifat multi disiplin," ujarnya. “Untuk kegiatan non akademik : ITI memiliki 17 Unit Kegiatan Mahasiswa, BEM dan Himpunan Mahasiswa, bagi mahasiswa yang senang berorganisasi, bisa aktif di BEM dan Himpunan Mahasiswa sedangkan untuk penyaluran bakat dan minat mahasiswa bisa aktif di UKM sesuai dengan bakat dan minatnya. Sejak awal masuk, mahasiswa ITI didorong untuk memilih minimal 1 UKM dan diberlakukan skema SKKM (Satuan Kredit Kegiatan Mahasiswa) sebagai prasyarat sidang Tugas Akhir” tutupnya. (bud)
Sumber: