Orangtua Keluhkan Anak Prestasi Tak Diterima SMA Negeri

Orangtua Keluhkan Anak Prestasi Tak Diterima SMA Negeri

TANGERANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA Negeri khususnya di Kota Tangerang Menuai polemik. PPDB jalur prestasi di SMAN 13 dan SMAN 15 Kota Tangerang viral di media sosial lantaran banyaknya siswa berprestasi tidak terakomodir di SMAN tersebut. Dalam sebaran video yang viral itu, belasan wali murid menggeruduk SMAN 13 Kota Tangerang. Mereka mengeluhkan anaknya tidak lolos masuk di sekolah tersebut. Wali murid yang berkumpul di pelataran sekolah SMAN 13 ingin menanyakan ke pihak sekolah ihwal anak-anaknya tidak lolos masuk di sekolah tersebut. Padahal anak-anak mereka adalah siswa yang berprestasi. Namun sangat disayangkan kepala sekolah maupun tenaga pengajar di sekolah itu tidak ada yang dapat ditemui. "Kita Dateng kesini tapi sekolah ini sepi. Tidak ada kepsek maupun petugas yang bisa kita temui," gerutu wali murid itu. Salah satu wali murid mengatakan, anaknya itu selalu mendapatkan rangking pertama. saat duduk di kelas sembilan pun tiga kali berturut-turut selalu rangking pertama dengan nilai kumulatif sangat tinggi, tapi ketika mendaftar secara online di SMAN 13 Kota Tangerang anaknya itu tidak lolos. Sementara rekan anaknya yang prestasinya bahkan nilai kumulatifnya jauh dibawah anaknya itu malah diterima. "Anak saya selalu mendapatkan rangking, bahkan di kelas sembilan berturut-turut rangking pertama di sekolahnya, tapi tidak lolos. Temen anak saya koq malah masuk, padahal prestasinya jauh dibawah anak saya," ungkap salah satu wali murid yang ikut menggeruduk SMAN 15 Kota Tangerang. Senada dikatakan seorang bapak dalam video tersebut, wali murid ini ingin adanya transparansi dari pihak sekolah terkait pelaksanaan PPDB khususnya di jalur prestasi. Kasus yang dialami para wali murid itu hampir semua sama, yaitu anak mereka secara akademik memiliki prestasi yang sangat memuaskan. Begitu juga jalur non akademik. Anak dari salah satu wali murid seorang atlet dari Cabang olahraga Bola Volley yang memiliki prestasi juara 2 ditingkat POPDA Banten dengan meraih medali perak. Namun anak tersebut diterima di sekolah SMAN 15 Kota Tangerang. Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten Yeremia Mendrofa menyikapi viralnya pelaksanaan PPDB di SMAN 13 Kota Tangerang. Dia meminta kepada Kepala Dindikbud Banten Tabrani untuk segera melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PPDB di semua jalur. Mulai dari jalur Zonasi, Afirmasi, Pepindahan orang tua hingga Prestasi. Tak hanya itu, Yeremia juga meminta aparat penegak hukum untuk ikut turun tangan melakukan pemantauan dibawah supaya adanya indikasi praktek jual beli kursi dapat dicegah secara dini. “Harus segera dievaluasi, ramai dimasyarakat adanya dugaan jual beli kutsi. saya pikir enggak boleh ada jual beli kursi. Pihak dinas harus segera tindaklanjuti jangan dibiarkan begitu saja. Kalau memang ada oknum bisa langsung dipidanakan,” tegas Yeremia politisi dari PDI-Perjuangan. Dia menambahkan, PPDB tahun ini Pemerintah Provinsi Banten melalui Dindikbud menyediakan kuota untuk SMAN sebanyak 15 ribuan. Sedangkan, jumlah siswa lulusan SMP tahun 2022 mencapai sekitar 40 ribuan orang. Banyaknya jumlah lulusan peserta didik tingkat SMP ini tak sebanding dengan jumlah gedung sekolah. “Saya lihat jumlah siswa baru ini mendaftar dalam PPDB tingkat SMA tahun ini sangat banyak sampai overload. Sementara ketersedian ruang belajar masih minim,” katanya. Idealnya, kata Yeremia, dalam satu kecamatan padat penduduk harusnya minimal memiliki 2 SMAN dan 1 SMKN. Namun, supaya tidak memicu konflik dibawah harus pihak dinas atau sekolah harus mencarikan solusi terbaik dengan menambah kapasitas yang tadinya minimal 36 siswa per satu Rombongan Belajar (Rombel) bisa ditambah jadi 40 siswa. “Kami akan terus berupaya mendorong agar bisa dilakukan pembangunan sarana dan prasarana sekolah yang representatif untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Tapi untuk sementara kami sarankan pihak sekolah menyiasatinya dengan menambah kapasitas rombel," pungkasnya.(raf)

Sumber: