Dinkes Khawatirkan Klaster Demo
TANGERANG – Kerumunan massa pada saat aksi demonstrasi sulit dihindari. Padahal ditengah pandemi saat ini mereka sangat rentan terpapar virus Covid-19. Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengkhawatirkan terjadinya klaster baru pada massa demonstrasi yang dapat menambah jumlah kasus Covid-19 di Kota Tangerang. "Kalau bisa, selama pandemi hindari adanya kerumunan orang dan kalaupun ada urusan yang sangat penting tetap gunakan masker dan terapkan protokol kesehatan,"kata Kepala Dinas Kesehatan Liza Puspadewi. Meski termasuk kelompok rentan, namun Dinkes tidak melakukan tracing kepada masa aksi di Kota Tangerang. Liza mengatakan, berdasarkan aturan pelaksanaan test PCR maupun rapid test hanya dilakukan kepada mereka yang bergejala. Jadi tidak perlu dilakukan tracing kepada masa aksi yang sempat melakukan aksi penolakan Undang-undang Omnibus Law. “Protokol yang baru pun itu bunyinya bahwa kita akan melakukan rapid kalau mereka punya gejala,"ujarnya saat dihubungi Tangerang Ekspres, Sabtu (10/10). Liza menjelaskan, angka penularan atau positivity rate di Kota Tangerang saat ini mulai mengalami penurunan. Dari sebelumnya mencapai 14,5 persen menjadi 7,2 persen. Angka kesembuhan juga meningkat menjadi 85 persen. “PCR 300 sampe 400 sekarang, kita kan targetnya seminggu 2.000 test, tetapi kita akan terus siaga agar angka penyebaran tidak meningkat kembali,"paparnya. Ia menuturkan, angka penambahan pasien Covid-19 setiap harinya mengalami penurunan. Dari yang sebelumnya sekitar 30 sampai 40 pasien perhari menjadi sekitar 20 pasien per-hari. Status zona merah penyebaran Covid-19 pun turun menjadi zona orange. "Saat ini tercatat sebanyak 1.765 warga Kota Tangerang terpapar Covid-19. Dengan rincian, 267 masih menjalani perawatan, 1.436 orang sembuh dan 60 meninggal dunia,"ungkapnya. (ran)
Sumber: