Beasiswa Tangerang Cerdas Tetap Diberikan

Beasiswa Tangerang Cerdas Tetap Diberikan

KOTA TANGERANG-Selama pandemi Corona Pemkot Tangerang mengalami gangguan di beberapa sektor. Yakni pembangunan fisik, pendapatan dan juga sektor pendidikan. Bahkan, pendapatan daerah sempat anjlok hingga 90 persen. Akan tetapi setelah ada kelonggaran-kelonggaran PSBB mulai awal Juni, pendapatan kembali meningkat. Walaupun tidak tinggi seperti yang lalu. Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, dampak pandemi virus Corona ini memang sangat terasa bagi pemkot. Bahkan pendapatan daerah yang seharusnya stabil, sempat mengalami anjlok sampai beberapa bulan lalu. "Kalau saat ini beberapa pusat perbelanjaan dan yang lainnya sudah buka. Artinya bisa memberikan pemasukan pendapatan bagi Pemkot Tangerang karena ada kelonggaran dalam PSBB. Tetapi sebelum ada kelonggaran kami akui sempat anjlok. Karena semua harus tutup sementara,"ujarnya saat ditemui Tangerang Ekspres di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Selasa (14/7). Arief menambahkan, semua anggaran dan program yang sebelumnya sudah direncanakan dialihkan untuk program penanggulangan Covid-19. Termasuk anggaran untuk pendidikan. Ia sudah meminta Dinas Pendidikan dan Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang untuk melakukan kalkulasi berapa persen anggaran pendidikan yang dicanangkan harus dikurangi. "Mungkin setelah kalkulasi saya berharap program beasiswa Tangerang Cerdas tidak termasuk anggaran yang dialihkan untuk program penanggulangan Covid-19 ini. Pengalihan anggaran pendidikan tidak termasuk insentif ke sekolah swasta. Jadi tidak mengganggu laju pendidikan anak-anak di Kota Tangerang,"paparnya. Ia menjelaskan, beasiswa Tangerang Cerdas memang disiapkan untuk anak-anak yang terdata tidak mampu. Karena itu memang program Pemkot Tangerang untuk mencerdaskan anak-anak usia pelajar. Dan semua anak di Kota Tangerang harus bisa sekolah walapun kondisinya tidak memungkinkan. "Mudah-mudahan tidak ada kendala untuk beasiswa Tangerang Cerdas. Karena saya menginginkan anak-anak usia pelajar harus bisa sekolah. Kalaupun tidak bisa sekolah formal, sekolah PKBM juga bisa,"ungkapnya. Arief mengungkapkan, dampak paling besar akibat pendapatan daerah yang berkurang adalah program pembangunan. Hampir semua program pembangunan, termasuk perbaikan jalan dan pembuatan fasilitas umum diputuskan untuk ditunda penyelenggaraannya. "Semua pembangunan ditunda, mulai pembangunan jalan, jembatan dan pembangunan yang lainnya. Saat ini kita fokus ke pemeliharaan saja. Semua OPD yang bisa melakukan pemeliharaan kita lakukan untuk pemeliharaan sampai nanti kembali normal,"tutupnya. (ran)

Sumber: