Pemuda Diminta Mengolah Sampah

Pemuda Diminta Mengolah Sampah

TANGERANG – Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, membuka sosialisasi kegiatan perencanaan investasi dan usaha daerah perekonomian melalui biokonversi sampah (food waste), yang diselenggarakan di Kantor DPRD Lama Jalan Kisamaun, Kota Tangerang, Kamis, (5/3). Dalam sambutannya, Zaki mengatakan bahwa upaya untuk mereduksi sampah skala lingkungan terutama lingkungan sekitar, lingkungan desa, kecamatan akan dicoba menggunakan maggot (belatung pengurai sampah), dan akan diujicobakan dibeberapa tempat dan lokasi untuk insenerator mini, karena hal tersebut diyakini bisa mengurangi setidaknya sedikit sampah yang terdapat di lingkungan. "Jadi sampah makanan ini diolah dan difermentasi, sehingga menghasilkan maggot dan bisa bernilai ekonomis, karena maggot tersebut bisa menjadi pakan ternak, dan ikan," tutur Zaki, dalam pemaparannya. Kata Zaki, Program 'kiprah' kita peduli sampah, sampah-sampah organik nanti bisa dikelola dan dikembangkan lagi untuk menjadi industri maggot, serta industri pupuk organik. Sebetulnya, ini yang coba akan rangkum dan rumuskan setelah itu sebenarnya ada penggiat-penggiat yang sudah berjalan di Kabupaten Tangerang, yang sudah ada mempraktikan hal tersebut secara langsung. Dan hasilnya sangat memuaskan, bisa meningkatkan perekonomian warga. "Kegiatan ini akan terus disosialisasikan dan diharapkan mampu mengurangi sampah yang akan dibuang ke TPA, dan maggot tersebut juga bisa bernilai ekonomis dan menghasilkan yang nantinya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," bebernya. Dalam kesempatan tersebut, Zaki mengajak kepada seluruh anak muda untuk ikut ambil bagian, dalam menanggulangi sampah di Kabupaten Tangerang. “Mengembangkan maggot tentunya akan mengurangi sampah yang akan dibuang ke TPA. Karena sampah tersebut akan menjadi maggot yang bisa menjadi pakan ikan, bahkan kandungan proteinnya sangat bagus bagi ikan,” ungkap Zaki. Sementara itu, Dr. Melta Rini Fahmi, merupakan peneliti dari balai riset budi daya ikan hias Depok (peniliti magot), yang menjadi narasumber dalam acara tersebut, mengatakan, dengan sosialisasi ini diharapkan bisa membuka peluang ekonomi serta membuka pikiran masyarakat dalam rangka mengelola sampah makanan, yang ada disini dan mereduksi sampah yang dikirim dan akhirnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat. "Maggot merupakan larva pengurai sampah yang banyak dijumpai, selain mampu mengurai sampah maggot juga bisa dijual untuk pakan ikan ternak dan pakan burung, sehinga bernilai ekonimis," terangnya. (rls/mas)

Sumber: