Lestarikan Olahraga Tradisional, Gelar Road Show

Lestarikan Olahraga Tradisional, Gelar Road Show

SERANG – Semakin terkikisnya olahraga tradisional (Ortrad) dengan kemajuan teknologi membuat miris Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Banten. Oleh karena itu organisasi pimpinan H. Ahmad Subadri mengambil langkah-langkah agar ortrad kembali digemari masyarakat di Banten. Salah satu langkah yang diambil FORMI adalah dengan mengadakan road show ke sekolah-sekolah dan pesantren yang ada di Banten. Langkah ini mengemuka pada Rapat Kerja (Raker) FORMI Banten 2017 di Hotel Ratu Bidakara, Kota Serang, Rabu (21/6). Road show bertujuan mengenalkan kembali Ortrad kepada siswa-siswi sekolah seantero Banten. Sehingga tumbuh kecintaan dan keinginan pelajar untuk mempelajari dan menekuni olahraga yang mengandung unsur budaya bangsa tersebut. “Saat ini, anak-anak lebih banyak menghabuskan waktunya dengan bermain gadget dan telepon pintar. Efeknya olahraga rekreasi masyarakat khususnya olahraga tradisional seperti dagongan, engrang, hadang, terompah panjang, tarik tambang tak lagi dilirik dan terancam punah,” papar Badri, sapaan akrab Ahmad Subadri. Diakui pria yang juga anggota DPD RI dapil Banten itu, road show dengan membentuk tim untuk ke sekolah-sekolah dan pesantren dinilai sebagai langkah yang paling tepat agar olahraga tradisional kembali digemari masyarakat. "Bila perlu dengan FORMI Pusat kita pun akan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud, red) Republik Indonesia agar olahraga tradisional bisa jadi muatan lokal di sekolah,” harapnya. Badri yakin, bila langkah-langkah tersebut dijalani dengan maksimal, olahraga tradisional akan kembali berkembang dan bisa kembali hidup di kalangan masyarakat. “Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan sesuai harapan kita bersama,” tuturnya. Sementara itu, Ketua Bidang Media dan Promosi FORMI Banten, Jasmara Bahar menyampaikan, bangsa yang maju adalah bangsa yang mengormati dan menjaga budaya dan tradisinya. "Seperti Jepang dan Korea Selatan. Meski mereka sekarang sudah dicap sebagai negara industri, tapi tradisinya tetap di jaga. Kita pun harus demikian,” kata Jasmara. Jasmara pun meminta dukungan penuh dari pemerintah daerah di Banten untuk membantu mereka menghidupkan kembali olahraga tradisional di kalangan masyarakat. “Tanpa dukungan dari pemerintah kita tidak bisa berjalan dengan maksimal. Kan, pembinaan butuh dana,” terangnya. Saat ini sendiri, diakui Jasmara, anggaran yang diterima dari hibah Provinsi Banten sebesar Rp. 3 miliar. “Semoga tahun depan bisa meningkat agar pembinaan kita bisa semakin optimal di seluruh kabupaten/kota yang ada di Banten,” pungkasnya. (jpnn/apw)

Sumber: