BPBD Gelar Latgab Penanganan Bencana

BPBD Gelar Latgab Penanganan Bencana

CIPUTAT-Untuk menjaga kesiapsiagaan, Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel menggelar latihan gabungan (Latgab). Acara digelar di Aula Blandongan dan Halaman Balai Kota, Selasa (21/1). Latihan gabungan melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait yang telah membantu tiap ada kebencaan, termasuk lurah dan camat. Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangsel Chaerudin mengatakan, latihan gabungan kebencaan dilakukan untuk lebih mensinergikan antara BPPD dengan OPD terkait, termasuk oragnisasi kepemudaan, camat dan lurah. “Outputnya acara ini supaya bisa bersinergi apabila ada kejadian infonya bisa cepat sampai BPBD, siapa berbuat apa ini harus tahu, lurah harus buat apa ke RT/RW dan RT,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Selasa (21/1). Chaerudin menambahkan, data di lapangan data sangat penting karena BPBD harus mengetahui jumlah kejadian, dan bila ada korban juga harus segera diketahui dengan rinci. Sementara itu, sampai sekarang datanya cukup cepat diketahui karena kordinasi BPBD kewilayahan terjalin dengan baik. “Kita hari ini (kemarin) ingin lebih mempererat tugas kita dikewilayahan dan BPBD maupun OPD terkait,” tambahnya. Menurutnya, sebagai bentuk kesiapsiagaan bila terjadi bencana, BPBD juga telah lama membentuk beberapa posko kelompok siap bencana (KSB). Posko tersebut sangat penting dan berada di kelurahan yang mewakili kecamatan, Setu, Pondok Aren, Pamulang. Lokasi posko KSB berada di kelurahan yang rawan berdampak bencana. Satu KSB rata-rata beranggotakan 10-20 orang. Setelah latihan gabungan diharapkan semua elemen siap dalam menanggulangi bencana banjir yang bisa saja terjadi kapan saja di Kota Tangsel, seperti bajir awal tahun lalu. “Dalam latihan ini kita melibatkan narasumber dari Basarnas, Polairud dan BMKG,” tuturnya. Sementara itu, Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, bencana alam bisa terjadi kapan saja dan bisa menyebabkan bencana sosial. Pelatihan gabungan dilakukan untuk mengingatkan kita bila bencana bisa dating tiba-tiba tanpa kenal waktu. “Untuk mengantisipasi dan mengatasi bencana Pemkot tidak bisa jalan sendiri tapi, kerjasama dengan kelompok masyarakat lainnya,” ujarnya. Pak Ben menambahkan, awal tahun lalu adalah bencana banjir tidak seperti biasanya. Di Kota Tangsel ada 118 titik banjir baik, genangan dan banjir. Dengan pengalaman bencana banjir tersebut maka diperlukan komando bisa kejadian serupa atau bencana lain terjadi. “Latihan gabungan ini dilakukan untuk meminimalisir dampak. Ada tidak adanya bencana maka Pemkot harus siap dan perlu latihan terus dengan melibatkan berbagai unsur. Selain saat kejadian, yang harus disiapkan adalah mengatasi pasca bencana,” tuturnya. (bud)

Sumber: