Banten Dinilai Jauh Dari Kata Kemajuan
SERANG-Provinsi Banten dinilai masih menjadi daerah yang mengalami berbagai ketimpangan, dan jauh dari kata kemajuan. Demikian disampaikan pengamat politik Untirta, Gandung Ismanto. "Ketimpangan itu masih diwariskan sampai sekarang," ungkap Gandung, saat menjadi pembicara pada diskusi publik 'Refleksi Akhir Tahun, 19 Tahun Provinsi Banten' yang diadakan Fraksi Gerindra DPRD Banten, di Gedung Serba Guna DPRD Banten, KP3B, Kota Serang, Kamis (12/12). Dikatakan Gandung, daerah lain jauh lebih maju dibandingkan dengan Banten. Ia menjelaskan, kemajuan Banten tidak sebanding dengan tantangan yang begitu berat dirasakan saat ini. Ditambah tuntutan publik yang makin tinggi. "Dari pertama terbentuk (2000) sampai sekarang gitu-gitu saja, ga ada yang begitu dibanggakan," katanya. Muhammad Nasir Pengamat Pemerintahan mengatakan, dalam kurun waktu empat tahun, penduduk miskin di Provinsi Banten tidak mengalami penurunan secara signifikan. Seperti pada September 2016, persentase penduduk miskin di Banten mencapai 5,36 persen, sedangkan persentase penduduk miskin pada Maret 2019 mencapai 5,09 persen. Hal demikian menjadi sorotan Nasir dalam membaca persoalan daerah. Pasalnya selama empat tahun, penduduk Banten akan terus tumbuh, namun persentase penduduk miskin menurun 0,27 persen selama 4 tahun, terhitung dari tahun 2016-2019. "Dalam empat tahun angkanya tidak turun-turun. Tetap diangka 600 ribuan," kata Nasir. Kemudian, untuk TPT Banten pun selama dua tahun terakhir menjadi perhatian khusus. Hal itu karena Banten tetap setia menjadi peringkat tertinggi TPT dalam sekala Nasional. Ketua Fraksi Gerindra DPRD Banten, Agus Supriatna mengatakan, diskusi publik tersebut dilakukan untuk membedah persoalan-persoalan daerah yang terjadi selama 19 tahun Banten menjadi Provinsi. Selain itu juga, pihaknya berharap hasil diskusi tersebut dapat menjadi bahan ebaluasi untuk perbaikan di tahun-tahun yang akan datang. "Kegiatan ini dalam rangka menyambut tahun baru dan mengakhiri tahun 2019. Kami berharap kegiatan ini menjadi tradisi baik untuk sering dilakukan, sebagai wujud aktivitas literasi dilingkungan DPRD. Kita ingin membiasakan dunia akademik di DPRD," kata Agus. Di lain sisi, kata Agus, Gerindra sebagai partai pemenangan Pemilu 2019 di Bante ingin memberikan catatan penting dalam perjalanan Provinsi Banten selama 19 tahun. "Ada hal penting yang menjadi ukuran dalam keberhasilan pembangunan Daerah, yakni minimnya angka pengangguran dan kemiskinan. Namun justru berbanding terbalik dengan situasi yang ada di Provinsi Banten saat ini," katanya. Mantan Ketua KPU Banten itu menjelaskan bahwa angka pegangguran di Banten masih terbilang tinggi. Diketahui, berdasarkan survei BPS Banten, sebanyak 8,11 persen TPT Banten pada tahun 2019, dan itu menunjukkandaerah tertinggi se-Indonesia. "Lalu angka kemiskinan juga tinggi. Sehingga mau dibawa kemana," tandasnya. (tb/and)
Sumber: