Ambyar Setelah Kehilangan Evan Dimas

Ambyar Setelah Kehilangan Evan Dimas

Harapan publik bola tanah air untuk melihat timnas U-23 Indonesia menerima kalungan medali emas kembali terpendam. Timnas yang tampil pada partai final SEA Games 2019 tadi malam dipaksa menyerah tiga gol tanpa balas oleh Vietnam. Sinyal kehancuran Garuda Muda –julukan timnas U-23– terlihat sejak menit ke-20. Tepatnya ketika Evan Dimas Darmono ditarik keluar, setelah mengalami cedera akibat dilanggar bek Vietnam Doan van Hau. Ironisnya, meski Van Hau melakukan pelanggaran kasar yang mengakibatkan cedera parah, wasit Majed Al-Shamrani dari Arab Saudi tak memberikan kartu kuning atau merah. ’’Setelah sampai Indonesia, kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan (MRI). Saya khawatir ada tulang yang kena,’’ ujar Syarif Alwi, dokter timnas U-23, soal cedera yang dialami Evan. Syarif menjelaskan, cedera Evan cukup parah. Bahkan, dia harus didorong dengan menggunakan kursi roda saat mengikuti pengalungan medali. ’’Saya nggak tahu dia (Doan van Hau, Red) sengaja atau tidak. Namanya sepak bola, saya pribadi sudah memaafkan dia. Nggak ada sakit hati. Kalau sedih, sudah pasti,’’ terang Evan setelah prosesi pengalungan medali. Begitu Evan dipapah meninggalkan lapangan, pelatih timnas U-23 Indra Sjafri memasukkan Syahrian Abimanyu. Namun, diakui oleh Indra, permainan timnas terasa timpang tanpa Evan. ’’Cedera Evan memang mengubah semuanya,’’ keluh Indra. Dampaknya, Vietnam lebih mudak mendikte permainan. Bahkan, Van Hau yang mencederai Evan sukses dua kali membobol gawang Nadeo Argawinata. Gol pertama dicetak enam menit sebelum turun minum. Sundulan Van Hau memanfaatkan tendangan bebas Do Hung Dung tak mampu dibendung Nadeo. Lalu, gol kedua dilesakkan Van Hau pada menit ke-72 memanfaatkan bola muntah. Satu gol lainnya diceploskan Du Hung Dung (59’). Indra menyatakan, timnya sudah mencapai prestasi yang lebih baik dari edisi SEA Games sebelumnya. ’’Ya kalau nggak kalah ya menang. Atas dasar itu, kami melakukan game terbuka,’’ jelas Indra soal pilihan strategi timnya tadi malam. ’’Tetapi, secara keseluruhan, tim ini lebih baik dari game-game sebelumnya,’’ kata mantan pelatih Bali United itu. Terlepas dari kegagalan Garuda Muda kembali ke podium tertinggi, performa Indra Sjafri bersama skuadnya mendapat apresiasi dari PSSI. Dia juga menjadi salah satu alternatif PSSI untuk menangani timnas senior. ’’Nanti kami bicarakan. Setelah ini, ada rapat juga,’’ ujar Ketua Umum PSSI M. Iriawan. Namun, khusus untuk para pemain, Iwan Bule –sapaan M. Iriawan– mengatakan bahwa skuad Garuda Muda punya kualitas mumpuni untuk mengisi timnas senior. ’’Apakah nanti dikombinasi atau tidak akan kami evaluasi setelah ini,’’ papar Iwan. Final tadi malam juga diwarnai kartu merah. Namun, kartu merah tersebut diberikan wasit kepada Park Hang-seo, pelatih Vietnam U-23. Pelatih asal Korea Selatan itu melakukan protes keras ketika terjadi insiden Osvaldo Haay dengan pemainnya persis di depan bench pemain Vietnam. (jpg)

Sumber: