Liverpool vs Everton (5-2), Ingin Gelar Juara Bukan Rekor
RASA puas terpancar pada diri pemain dan pelatih Liverpool usai mengukuhkan posisi di puncak klasemen Liga Primer Inggris usai mengalahkan Everton dengan skor 5-2 pada laga Derby Merseyside. Sejumlah rekor dicatat The Reds, namun itu tak memuaskan skuat asuhan Juergen Klopp. Pada pertandingan yang dihelat di Anfield, kamis (5/12) dini hari WIB, Liverpool dan Everton bermain agresif sejak babak pertama. Ada enam gol lahir, empat dari Liverpool melalui brace Divock Origi di menit ke-6 dan 31, lalu gol Xherdan Shaqiri di menit 17, dan Sadio Mane pada menit 45. Lalu dari Everton ada gol Michael Keane pad amenit 21 dan gol Richarlison di menit 45'+3. Di babak kedua, cuma ada satu gol tambahan dari Gini Wijnaldum di menit ke-88. Tiga poin dikantungi Si Merah yang tetap ada di posisi pertama dengan 43 poin dari 15 laga, unggul delapan angka dari Leicester City di posisi ke dua dan 11 poin dari Manchester City di posisi ketiga. Kemenangan itu Liverpool juga membuat rekor klub baru yakni 32 laga tanpa terkalahkan di Liga Inggris, rinciannya 27 kemenangan dan lima seri. Klai terakhir Liverpool kalah ada;ah dengan skor 1-2 dari Manchester City Januari lalu. Tentu saja rekor ini bagus untuk memacu semangat para pemain mempertahankan performa di sisa musim ini. Tapi, bagi Virgil van Dijk,trofi Liga Primer Inggris adalan yang terpenting di akhir musim. "Performa sangat bagus. Kami tampil nyaman sepanjang pertandingan, kami snagat berbahaya di belakang. Kemenangan ini sangat pantas," ujar Van Dijk di BBC. "Para pemain yang diturunkan juga fantastis, senang melihatnya, kami butuh semua pemain di musim yang panjang ini. Kami harus memainkansemua pemain dan mereka harus siap," sambungnya. "Divock Origi fantastis. Rekor klub itu hebat tapi kami belum memenangi apapun, kami ingin terus melaju," tutup bek asal Belanda itu. Dan untuk bisa meraih itu semua Klopp nampaknya butuh waktu cepat untuk memperbaiki kelemahan di sektor pertahanan. Ya, meski Sadio Mane dkk berhasil menang atas rival sekotanya itu, namun Klopp tetap kurang puas dengan permainan anak asuhnya itu. Terutama kinerja barisan pertahanan Liverpol yang sampai bisa kebobolan dua gol di babak pertama. "Dari waktu ke waktu kami agak keropos dalam bertahan, karena mereka benar-benar langsung bergerak saat situasi-situasi bola kedua. Ketika ada kesempatan tersebut, mereka cukup bagus dalam membangun serangan," kata Klopp dikutip dari Metro. "Semuanya cukup baik sampai kedudukan 4-1, tetapi ketika skor 4-2 saya tidak terlalu menyukainya karena tambahan waktu sekitar tiga menit. Masih ada dua menit dan kami malah bermain umpan ofensif, itu tak masuk akal," tambahnya. Kinerja lini pertahanan Liverpool musim ini memang tengah menjadi sorotan karena gawang The Reds sudah kebobolan 14 kali. Klub asal Merseyside itu hanya mencatatkan dua kali clean sheet sejak liga bergulir Agustus lalu. Terakhir kali gawang Liverpool tak kebobolan adalah saat mereka menang 1-0 atas Sheffield United pada 28 September. Bahkan Alison Becker, peraih Golden Glove musim lalu, belum sekalipun nirbobol. Sisanya selama periode Oktober hingga awla Desmeber ini, gawang Liverpool selalu berhasil di bobol lawan. Total sembilan bola sudah dipungut dari jala The Reds sepanjang kurun waktu tersebut. Hal ini jelas berbanding terbalik dengan performa lini belakang mereka musim lalu. Saat itu barisan pertahanan Liverpool sangat solid, hanya kebobolan delapan kali hingga paruh musim 2018/2019, dan cuma mencatatkan total 22 kali kemasukan sampai kompetisi berakhir. (apw/gdc)
Sumber: