SEA Games XXX/2029 Cabor Bela Diri, Mengincar Banyak Emas

SEA Games XXX/2029 Cabor Bela Diri, Mengincar Banyak Emas

SELAIN atletik dan renang, cabor-cabor bela diri diharapkan menangguk banyak emas dari SEA Games 2019. Peluangnya terbesar datang dari nomor-nomor tanding. Hasil di Asian Games 2018 lalu jadi booster konfidensi. Taekwondo, pencak silat, dan karate sama-sama mencatat prestasi bagus. Pada cabor karate, Indonesia mengandalkan Cok Istri Agung Sanistyarani, sang peraih emas SEA Games 2017. Saat itu, di Malaysia, Coki terjun di kelas kumite -61 kg. Menurut karateka asal Bali tersebut, hal itu dilakukan demi mengamankan emas. Strateginya berhasil. Coki meraih emas setelah mengalahkan Arm Sukkiaw (Thailand) di final. Nah, tahun ini, konfidensi Coki—sapaannya, lebih besar lagi. Sebab, dia turun turun di kelas aslinya, yakni kumite -55 kg. Motivasi Coki jadi berlipat. Apalagi event ini juga masuk kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo. Dia ingin lolos ke Tokyo. Saat ini, karateka 25 tahun nangkring di peringkat 14 dunia. Tertinggi di Asia Tenggara. "Percaya diri iya, tapi juga mawas diri juga," kata Coki kemarin. "Di event dengan level tekanan tinggi seperti SEA Games, kejutan bisa terjadi. Terutama dari lawan-lawan yang belum pernah bertanding dengan saya sebelumnya," papar dia. Menurut Coki, SEA Games kali ini dia lebih siap. Sebab, tahun ini dia mengikuti cukup banyak turnamen. Di antaranya dari WKF Premier League maupun Series A. Selain itu hasil Asian Games 2018 lalu membuatnya makin diunggulkan. Kala itu dia meraih perunggu. Satu-satunya karateka Asia Tenggara yang meraih medali. "Targetnya memang bisa mempertahankan emas. Tantangannya lebih ke menghadapi pemain-pemian muda. Karena belum pernah bertemu. Mereka juga punya spririt yang lebih tinggi," papar dia. Sementara itu, dari cabor taekwondo, Defia Rosmaniar juga diharapkan mengulang kesuksesan Asian Games 2018. Dalam multievent paling prestisius di Asia itu, dia menjadi peraih emas pertama buat kontingen Indonesia. Namun, pada ajang SEA Games, Defia belum pernah menyabet emas. Pada edisi 2015 dan 2017, dia meraih perunggu. Semua dari nomor beregu. Defia mengakui, meraih emas dari nomor poomsae akan lebih sulit. Sebab, ada unsur subjektivitas di sana. "Mungkin di SEA Games sebelumnya memang belum rezeki ya. Tapi kali ini saya akan habis-habisan, karena mungkin ini jadi SEA Games terakhir saya," tutur Defia. "Saya target, setiap pertandingan dapat emas," lanjut taekwondoin kelahiran 25 Mei 1994 itu. (jpg/apw)

Sumber: