Persita vs PSCS Cilacap (3-1), Panas di Babak Kedua

Persita vs PSCS Cilacap (3-1), Panas di Babak Kedua

Air mata Chandra Waskito tumpah setelah, Persita meraih kemenangan 3-1 kontra PSCS Cilacap di Stadion Utama Sport Center Kelapa Dua, Kamis (29/8) sore. Penyerang Persita asal Solo itu menangis usai mencetak gol kedua pada menit ke-80. Pada laga tersebut Kito, sapaan Chandra Waskito, mencetak brace (dua gol). Ia langsung teringat almarhumah sang ibu. "Saya dedikasikan gol ini untuk mami saya. Saya rindu mami yang selalu menyaksikan pertandingan Persita di stadion. Sekarang beliau tidak bisa menyaksikan saya lagi mencetak gol," ucap Kito. Sri Sumarni, ibu Kito, baru saja wafat pada 8 Agustus 2019. Saat Persita melawan Blitar Bandung Utd, Kito tidak masuk line up, karena sang ibu wafat di Solo. Pada laga kemarin, gol ketiga Persita disumbang Aldi Al Achya yang baru dimainkan di babak kedua. Persita kecolongan gol lebih dahulu di menit 5, lewat gol Ari Hermawan. Di babak kedua, Persita mulai panas. Kito menyamakan skor menjadi 1-1 di menit 59. Kito kembali membobol gawang PSCS menit 80. Aldi Al Achya menjadi pemadam motivasi skuat asuhan Djoko Susilo usai melesakkan gol di masa injury time menit pertama (90+1'). Hasil positif ini bisa membalas kekalahan Persita di kandang PSCS Cilacap di putaran pertama. Di mana saat itu, Persita kalah 0-1. Dengan kemenangan ini, Persita melejit di urutan keempat klasemen sementara dengan mengemas 24 poin. Terpaut 3 angka dari pemuncak klasemen Sriwijaya FC dan runner up Persiraja yang sama-sama mengumpulkan 27 poin. Ya, dua gol ini menjadi penyemangat Kito untuk bisa terus meraih prestasi bersama Persita. Tambahan dua gol ini membuat Kito mengoleksi empat gol bersama Persita musim ini. Soal kemenangan kemarin Kito menyatakan dirinya cukup senang. Karena akhirnya skuat Pendekar Cisadane kembali meraih kemenangan dengan jumlah gol yang banyak. Setelah sempat seret di babak pertama. Dikemukakan Kito, pada babak pertama Persita banyak mendapat peluang, namun gagal berbuah gol lantaran kurang tenang. "Di ruang ganti coach bilang kepada kami agar main lebih sabar. Karena banyak peluang di babak pertama tapi kurang maksimal. Setelah menjalankan instruksi Alhamdulillah kami bisa buat gol dan menang," tuturnya. Sementara itu Pelatih Persita Widodo Cahyono Putro (WCP) menyatakan kunci kemenangan pasukannya adalah kemampuan pemainnya merespons ketinggalan dengan tetap bermain sabar dalam melancarkan serangan. “Memang di sepakbola itu kalau mau menang itu memang harus dari awal mencetak gol. Tapi inilah sepakbola. Di mana tim yang mencetak gol di awal belum tentu memenangkan pertandingan. Meski tertinggal pemain kami mampu merespons positif ketinggalan dengan tampil tenang sebelum akhirnya bisa memenangkan pertandingan,” ujar pelatih kelahiran Cilacap ini. Sejak awal, WCP memang sudah mengantisipasi gaya permainan PSCS yang terkenal cepat. Tapi, ada celah juga yang dilihat oleh WCP dan jajaran tim pelatih Persita di babak kedua. “Ya, tentu kami ada statistik. Kami mengevaluasi PSCS. Di mana saat PSCS bermain lawan Blitar Bandung United mereka sangat fight di babak pertama. Tetapi di babak kedua mereka mulai turun," kata WCP. "Nah itu yang dimanfaatkan kami di babak kedua. Kita main pressing mereka dan itu terjadi gol. Mereka punya organisasi cukup bagus, transisi dari attack (menyerang) ke defend (bertahan)-nya cukup bagus makanya kita harus sabar," imbuhnya. Setelah main sabar, Amarzukih dkk diminta menerapkan tiga hal yakni pressing. Mengalirkan bola dengan cepat dan pergerakan pemain juga harus cepat mengganggu lawan di daerah pertahanan lawan dan tidak boleh menunggu. "Memang babak pertama tadi sedikit kita menunggu, tapi di babak kedua kita pressing dan ternyata kita bisa nge-pressing dan membuat mereka bertahan. Laga berikutnya, Persita bakal bertandang ke Batang, Jawa Tengah melawan Persibat. (apw)

Sumber: