Menggapai Mabrur di Arafah

Menggapai Mabrur di Arafah

MAKKAH-Ibadah wukuf di Padang Arafah sebagai puncak prosesi haji digelar hari ini. Pimpinan pesantren Cipasung Bunyamin Ruhiyat, selaku naib Amirul Hajj, bertugas sebagai pembaca khutbah wukuf. Proses pengangkutan jamaah dari hotel menuju Arafah sampai sore kemarin (9/8) berjalan lancar. Sesuai jadwal jamaah mulai bergerak menuju Arafah menggunakan bus sejak pukul 07.00 waktu Arab Saudi. Karena armada bus terbatas, pergerakan jamaah dibagi dalam tiga tahap sampai tadi malam pukul 24.00 waktu Arab Saudi. Ada rombongan jamaah dalam satu hotel yang baru diberangkatkan menuju Arafah setelah salat Jumat. Jamaah berangkat menuju Arafah sudah menggunakan pakaian ihram. Data terbaru sampai pukul 18.30 WIB ada 45 jamaah yang mengikuti safari wukuf. Kemudian ada 17 jamaah dinyatakan menjalani badal karena sakit. Lalu ada 101 jamaah yang wafat dan juga harus dibadalkan. Safari wukuf merupakan proses wukuf untuk jamaah yang sakit. Mereka menjalani wukuf tidak di tenda. Tetapi di mobil ambulance. Selain itu juga di bus khusus untuk jamaah yang hanya bisa berbaring. Jamaah safari wukuf nantinya di tempatkan di bagian sisi pinggir Padang Arafah. Pertimbangannya adalah mempermudah akses kembali ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah atau RS Arab Saudi. Jamaah safari wukuf diperkirakan tiba di Arafah pukul 11.00 waktu setempat. Setelah itu keluar dari Arafah pukul 15.00 waktu setempat. Meskipun baru angka sementara, jumlah jamaah safari wukuf tahun ini jauh lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Pada periode 2018 jumlah peserta safari wukuf mencapai sekitar 360 orang. Kepala Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaj) Kemenkes Eka Jusuf Singka menegaskan jumlah peserta safari wukuf itu masih angka sementara. Sehingga dia belum bisa memastikan jumlah safari wukuf tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Meskipun begitu Eka menjelaskan ada tren penurunan angka kesakitan jamaah tahun ini. "Karena tim kesehatan sudah optimal memberikan layanan kesehatan," tuturnya. Selain itu regulasi kemenkes soal istitoah juga sudah berjalan dengan baik. Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Subhan Cholid menuturkan jumlah jamaah yang mengikuti safari wukuf akan terus bergerak. Sampai nanti pada saatnya ditutup menjelang pelaksanaan wukuf. Dia juga mengatakan jamaah yang badal sakit itu disebabkan karena alasan medis. "Tidak bisa dibawa ke Arafah meskipun di dalam bus dan berbaring," tuturnya. Subhan menuturkan agenda jamaah mulai pagi hari sampai Dzuhur di tanggal 9 Dzulhijjah adalah memperbanyak amaliyah dan berdoa. Kemudian prosesi wukuf diawali dengan salat dhuhur dan asar dengan cara jamak qasar. "Mustajab untuk berdoa habis zuhur sampai menjelang maghrib," katanya. Dia menuturkan jamaah bisa berdoa di dalam tenda selama wukuf. Tetapi kebanyakan jamaah memilih berdoa di bawah langit langsung. Subhan mengingatkan jika memang cuaca sangat panas, sebaiknya jamaah berdoa di dalam tenda. Kemudian Subhan mengatakan kompleks tenda jamaah Indonesia berjarak sekitar 3 km ke Jabal Rahmah. Meskipun tidak terlalu dekat, banyak jamaah yang menuju ke Jabal Rahmah. Namun kebanyakan jamaah ke Jabal Rahmah menjelang maghrib. Karena cuaca tidak terlalu panas. "Saya berpesan supaya rute dari tenda ke Jabal Rahmah diingat-ingat," jelasnya. Tujuannya supaya jamaah tidak salah jalan ketika kembali ke tenda. Apalagi jamaah kembali ke tenda sudah dalam keadaan gelap. Setelah itu jamaah mulai bergerak kembali naik bus menuju Mudzalifah mulai pukul 20.00 waktu setempat. Sementara itu Pimpinan pesantren Cipasung Bunyamin Ruhiyat, selaku naib Amirul Hajj, bertugas sebagai pembaca khutbah wukuf. Judul khutbah yang dibaca adalah Menggapai Mabrur di Arafah. Di bagian naskah khutbahnya, Bunyamin Ruhiyat mengutip hadis sahih yang artinya haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga. Salah satu upaya menggapai kemabruran adalah memantabkan niat berhaji karena Allah. Kemudian biaya haji dari sumber yang halal. Lalu melaksanakan sesuai dengan syariat Nabi Muhammad SAW. (jpg)

Sumber: