Hall Baru Stasiun Rangkasbitung Diuji Coba

Hall Baru Stasiun Rangkasbitung Diuji Coba

LEBAK - Stasiun Kereta Api (KA) Rangkasbitung melakukan uji coba hall stasiun baru sebelum nanti diresmikan yang rencananya oleh pejabat PT KAI dan Dirjen perhubungan. Hall itu merupakan pintu utama keluar masuk calon penumpang KRL atau KA ekonomi Rangkasbitung-Merak. Kepala Stasiun KA Rangkasbitung, Gun Gun Nugraha mengatakan, tahapan uji coba hall itu masa habisnya akan ditetapkan oleh pihak manajemen sambil melihat kekurangan apa saja yang perlu dibenahi. "Direlokasinya akses pintu keluar masuk karena, PT KAI ingin memberikan kenyamanan bagi pengguna jasa KRL atau KA saat mau menggunakan jasa angkutan massal ini," katanya  kapada Banten Ekspres saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (6/8). Menurut dia, pintu keluar masuk calon penumpang KRL atau KA ini nantinya akan terintegrasi dengan Terminal Kalijaga yang letaknya tidak jauh dari stasiun. "Akses terintegrasi secara langsung ke arah Terminal Kalijaga tentu, ini merupakan bagian dari tahapan-tahapannya. Karena sebagian jalan sudah ditutup," ujarnya. Ia menjelaskan, akses ke Terminal Kalijaga masih proses sama halnya dengan pembangunan ruang parkir stasiun. Bila nanti semuanya sudah rampung, Gun Gun yakin kota Rangkasbitung ini akan terlihat lebih cantik. Untuk itu, pihaknya berharap tidak ada kendala untuk mewujudkannya. "Untuk ruang parkir saat ini PT KAI masih memproses siapa pihak ketiga yang layak untuk mengelolanya," tuturnya. Terkait pintu keluar dan masuk di hall, kata dia, baru ada sekitar tujuh pintu. Pemakaiannya fleksibel tergantung kondisi ramai atau tidaknya. "Kendala-kendala dalam uji coba ini terus kita perbaiki," ucapnya. Terpisah, salah seorang pengguna jasa angkutan comuterline, Ahmad mengaku pihaknya sangat mendukung dengan adanya inovasi perubahan bentuk dan pintu keluar masuk. Karena, jika seperti ini tentu pada saat penumpang membeludak tidak kepanasan dan berdesakan. "Beberapa pekan lalu, kami sempat kepanasan akibat berdesakan dan menunggu antrean panjang untuk mendapatkan tiket comuterline," ujar warga Aweh ini. Menurut dia, dengan ketegasan pihak KAI menutup akses angkutan umum kendaraan roda empat, tentu tidak membuat macet seperti beberapa waktu lalu. "Memang, untuk akses angkutan ojeg sangat sempit. Akan tetapi, mereka harus siap mengambil risiko jika adanya penertiban dari PT KAI, mencari nafkah semua berhak dimanapun, namun harus melihat kondisi dan tempatnya," katanya. (mg-05/tnt)

Sumber: