SKh Negeri 01 Kabupaten Tangerang Deklarasi Anti Rokok
BALARAJA – Jumlah perokok usia remaja di Indonesia terus meningkat. Secara keseluruhan, Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia sebagai jumlah perokok terbanyak setelah China dan India. Celakanya, di Indonesia hingga kini menunjukkan tren peningkatan jumlah perokok dari kalangan remaja. Untuk itu, siswa Sekolah Kebutuhan Khusus (SKh) Negeri 01 Kabupaten Tangerang melakukan kampanye untuk tidak merokok kepada masyarakat sekitar sekolah mereka. Selain itu, siswa berkebutuhan khusus tersebut mendeklarasikan lingkungan SKh Negeri 01 Kabupaten Tangerang menjadi kawasan tanpa rokok. Sehingga meminta orangtua siswa maupun tamu undangan yang berkunjung ke sekolah tersebut, agar segera mematikan rokoknya. Kepala SKh Negeri 01 Kabupaten Tangerang, Ngatini memaparkan, adanya kawasan tanpa rokok, diharapkan mampu mengajak semua elemen masyarakat, baik perokok aktif maupun pasif, supaya memahami kebutuhan udara bersih tanpa asap rokok. Diakuinya, memberikan kesadaran terhadap dampak merokok, bukan hal yang mudah. Namun pihaknya optimis, kearifan lokal yang ada di Tangerang ini mampu memberikan andil dalam menekan jumlah perokok pemula dari kalangan anak muda. Selain itu, pihaknya juga melibatkan siswa berkebutuhan khusus dalam melaksanakan kampanye anti rokok kepada masyarakat. Tujuannya, agar masyarakat merasa tersentuh hatinya. Ngatini mengatakan, sangat mendukung partisipasi anak disabilitas yang bisa mengajak masyarakat agar tidak menjadi perokok. Menurutnya, perokok usia anak di Indonesia sudah mencapai 11,4 juta orang dari total perokok aktif sebanyak 57,7 juta orang. Menurutnya, perokok biasanya mulai merokok saat masih berusia muda dan jarang sekali orang yang sudah berusia tua baru mulai merokok. "Pada peringatan ini, harapannya masyarakat bisa memiliki kesadaran menjaga diri untuk tidak merokok," katanya. Lebih lanjut Ngatini menjelaskan, berbagai jenis penyakit dihasilkan dari rokok, sehingga masyarakat khususnya generasi muda perlu diingatkan agar jangan mencoba-coba merokok. "Kita lakukan ini, karena mengingat banyak penyakit yang diakibatkan rokok, contoh paru-paru dan hipertensi. Sehingga pihak sekolah mengimbau supaya seluruh masyarakat tidak mengonsumsi rokok demi kesehatan," ujar Ngatini. (mas)
Sumber: