Tiga Tersangka Kebakaran Pabrik Macist Ditahan

Tiga Tersangka Kebakaran Pabrik Macist Ditahan

MEDAN - Kepolisian Resor Kota Binjai menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus kebakaran pabrik korek api macis di Jalan Tengku Amir Hamzah, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Saat ini, ketiganytelah ditahan. Tiga tersangka itu adalah pemilik usaha PT Kiat Unggul, Indra Marwan, bersama dua anak buahnya, Burhan (manajer) dan Lisma Warni (supervisior). Mereka dikenakan Pasal 359 KUHP, yaitu kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal. Ancaman hukumannya lima tahun penjara. Kepala Bidang Humas Polisi Daerah Sumatra Utara, Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, penyidik masih melakukan pengembangan, hasil penyelidikan sementara, perusahaan induk berada di Sunggal dan memiliki izin usaha. "Tersangka membuka tiga cabang usaha lain, yang terbakar itu termasuk cabangnya. Untuk sementara seluruh operasional pabrik kami hentikan termasuk pabrik induk," kata Tatan saat dihubungi pada Minggu (23/6) malam. Tatan menuturkan, kebakaran terjadi saat para korban memasang kepala macis. Pabrik memiliki alat pemadam kebakaran, namun diduga seluruh korban panik sehingga alat pemadam tidak sempat digunakan. "Kalau yang menggembok atau mengunci pintu depan adalah mandor. Mandornya pun ikut jadi korban," ujarnya. Berdasarkan keterangan lima orang saksi, Tatan menjelaskan, kebakaran terjadi saat korban sedang memasng kepala macis dengan penggesekan. "Diduga bocor, kemudian dilepas dan menyambar ke macis yang lain," kata Tatan. Kepala Sub Bagian Humas Polresta Binjai, Inspektur Satu Siswanto Ginting menambahkan, berdasarkan hasil penyidikan di lokasi kejadian, diketahui bahwa pintu depan selalu dikunci saat jam kerja. Padahal, di dalam pabrik itu terdapat banyak barang-barang berbahaya dan mudah terbakar. "Inilah yang menjadi dasar kami menetapkan mereka sebagai tersangka," kata Siswanto. Kepolisian telah meminta keterangan dari sejumlah saksi, termasuk pemilik rumah, Sri Maya, empat pekerja yang selamat, dan warga sekitar. Dari keterangan mereka, Siswanto melanjutkan, korban terjebak di dalam rumah 35 meter persegi itu. Mereka tidak keluar ketika api menyala karena pintu depan pabrik digembok. Meski berdasarkan informasi yang dihimpun, para pekerja biasanya menggunakan pintu belakang untuk akses keluar dan masuk pabrik. Kepala Polres Binjai Ajun Komisaris Besar Nugroho Tri Yulianto sebelumnya menuturkan bahwa kebakaran pabrik korek api macis ini diduga akibat ledakan tabung gas. Korban yang meninggal sebanyak 30 orang, terdiri dari 25 pekerja perempuan dan lima orang anak-anak. Sementara itu, empat pekerja lain selamat karena meninggalkan pabrik untuk makan siang. Saat ini pemerintah masih terus melakukan tindaklanjut di lapangan. Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri mengatakan, pihaknya telah menerjunkan pengawas ke lokasi kejadian guna menindaklanjuti temuan informasi yang ada. Dia berharap akan ada hasil temuan informasi terbaru kepada masyarakat pada hari ini maupun besok. Dari informasi tersebut dia menduga, terdapat pelanggaran dugaan K3 dari kejadian nahas tersebut. “Informasi sementara ada jumlah pelanggaran (K3) tapi saya belum bisa menyebutkan lebih rinci,” kata Hanif saat ditemui di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (24/6). Terkait dengan adanya pekerja di bawah umur yang ada dalam daftar korban, Hanif menilai hal tersebut belum dapat dipastikan apakah status korban merupakan pekerja atau hanya pengunjung. Untuk itu dia menegaskan, pihaknya akan memastikan terlebih dahulu untuk lebih memastikan. Guna menanggulangi peristiwa nahas tersebut, dia menjabarkan, pihaknya akan memastikan hak para korban secara optimal sesuai dengan aturan ketenagakerjaan. Sedangkan untuk proses pidana dan perdata terhadap kasus tersebut, seluruh bukti akan terus dikumpulkan dari lapangan di mana pihaknya bekerja sama dengan pihak kepolisian setempat yang terus bergerak.(ant)

Sumber: