BPS Sebut Kebijakan HET Mampu Tekan Inflasi Jelang Ramadan
Reporter:
Redaksi Tangeks|
Editor:
Redaksi Tangeks|
Senin 05-06-2017,05:10 WIB
Kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) pada beberapa jenis komoditas yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) mampu menekan inflasi. Jikapun ada inflasi, namun angkanya setinggi seperti momentum jelang Ramadan tahun lalu. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto menilai kebijakan pemerintah dalam menetapkan HET pada beberapa komoditas tertentu mampu menekan angka kenaikan inflasi. Biasanya di momentum jelang Ramadan dan Idul Fitri inflasi sangat tinggi. Suhariyanto berpendapat, jika pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan HET bisa harga barang di menjelang Ramadan dan Idul Fitri akan liar. Hal itu akan berdampak pada kenaikan inflasi yang tinggi.
"HET ini sangat mempengaruhi meski memang tetap terjadi inflasi. Tapi kenaikan inflasi ini tidak besar seperti momen-momen sebelumnya," ujar Suhariyanto di Jakarta dalam keterangan persnya, Sabtu (3/6). Selain kebijakan HET, sambungnya, operasi pasar yang dilakukan Kemendag dan pemerintah daerah di sejumlah daerah bisa mengendalikan harga. Harga yang terkendali itu terjadi pada komuditas gula, minyak goreng dan daging beku. "Ini bisa dilihat, gula pasir deflasi loh. Kalau gak ada operasi pasar dia pasti naik. Harga daging sapi juga relatif stabil. Meski memang pada jenis bawang putih masih agak lepas," ujar Suhariyanto.
Sementara untuk harga bawang putih yang masih menyumbang inflasi di Mei, karena adanya proses suplai dan demand yang tak stabil pada awal pekan Mei. Dia mengatakan, selain itu beberapa spekulan yang menggoyang harga menjadi salah satu alasan mengapa bawang putih menyumbang inflasi pada Mei ini.
Dijelaskannya, sumbangan bahan makanan terhadap inflasi sebesar 0,86 persen. Bahan makanan itu seperti bawang putih menyumbang inflasi sebesar 0,08 persen. Sedangkan telur ayam sebesar 0,05 persen. Sedangkan daging ayam menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen. Di tempat lain, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Rusli Abdullah mengakui harga bahan pokok tahun ini lebih stabil dibanding tahun lalu.
Menurutnya hal ini disebabkan oleh strategi Mendag dengan gerakan stabilisasi pangan. “Jika dibandingkan dengan tahun lalu, memang tahun ini harga kebutuhan pokok cenderung lebih kelihatan stabil, hal ini salah satunya disebabkan oleh Gerakan Stabilisasi Pangan yang digagas oleh Kemendag tersebut” tandasnya. (iil/JPG)
Sumber: