Akan Bahas Ketegangan Pasca Pemilihan Presiden 2019, Luhut Batal Bertemu Prabowo

Akan Bahas Ketegangan Pasca Pemilihan Presiden 2019, Luhut Batal Bertemu Prabowo

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan batal bertemu capres 02 Prabowo Subianto karena Prabowo sedang flu. Luhut yang ditujuk sebagai utusan untuk menemui Prabowo setelah Pemilihan Presiden 2019 berakhir mengatakan akan segera menjadwal ulang pertemuannya dengan Prabowo Subianto. Luhut seharusnya bertemu dengan Prabowo, Minggu (21/4) kemarin. Meski begitu, Luhut mengatakan belum dapat memastikan kapan pertemuan itu bisa terlaksana. Pertemuan, kata Luhut, kapan saja bisa terjadi. “Tapi ada masalah teknis beliau agak sakit flu, kami reschedule. Kalau dia sehat, ya besok. Kalau enggak hari ini," kata Luhut, saat ditemui di Istana Negara, Senin (22/4). Luhut mengatakan Prabowo sedang berhalangan karena sakit flu. Meski begitu, Luhut mengatakan dia menjalin komunikasi via telepon dan akan segera menjadwal ulang pertemuan itu. Kemarin, Luhut dan sejumlah menteri ke Istana Negara untuk mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi untuk membahas rencana anggaran 2020. Seusai rapat, Luhut berbicara berdua dengan Jokowi sepanjang jalan antara Kantor Presiden dan Istana Merdeka. Mereka berbicara sekitar 15 menit. Nampak beberapa kali gerakan tangan Jokowi menunjuk Luhut. Saat ditanyai wartawan, Luhut belum dapat memastikan apakah Jokowi akan bertemu dengan Prabowo atau tidak. "Belum, kami masih sibuk kerja," kata Luhut. Luhut mengatakan akan tetap menemui calon wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Ia tak membantah pertemuan itu akan membahas ketegangan yang terjadi pasca pemilihan Presiden 2019. "Pak Prabowo kan orang baik, jadi saya hanya titip saja sebenarnya. Mau bilang, ya jangan terlalu didengerin lah kalau pikiran-pikiran yang terlalu gak jelas basisnya. Karena pak Prabowo orang rasional juga," kata Luhut saat ditemui di Istana Negara. Luhut mengatakan, ia ingin Prabowo dikenal sebagai seorang pemimpin yang turut mematangkan demokrasi di Indonesia. Hal ini, kata Luhut, bisa dicerminkan dari menghormati apapun keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Kita semua menghormati demokrasi kita dan menghormati konstitusi kita," kata Luhut. Luhut mengatakan ingin menyampaikan pada senior-senior atau elite-elite nasional, supaya menahan diri untuk berkomentar untuk hal hal yang belum jelas. Contoh paling jelas adalah terkait hasil perhitungan suara pilpres yang belum selesai dilakukan KPU. Hal ini, kata Luhut, sudah dicontohkan Jokowi yang menolak banyak berkomentar. Ia meyakini Prabowo juga memiliki sikap arif dan tahu apa yang harus dilakukan. "Saya titip saja, orang-orang di sekitarnya jangan memberikan informasi-informasi yang tidak benar. Saya kan kenal juga tokoh tokoh yang di sekelilingnya," kata Luhut. Di tempat terpisah, Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Hashim Djojohadikusumo membenarkan pertemuan antara Luhut dengan Prabowo batal lantaran Capres 02 itu sedang sakit. "(Luhut) sebagai utusan Presiden ya? Saya kira Pak Prabowo kan berhalangan. Sebaiknya menunggu dulu, di lain kesempatan saja. Kalau enggak salah Pak Prabowo lagi tidak enak badan," jelas Hashim di Hotel The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (22/4). Sementara itu, juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade mengaku heran dengan Joko Widodo yang mengutus Luhut untuk menemui ketua umum Partai Gerindra tersebut. Padahal, saat ini Prabowo sendiri sedang sibuk mengawasi hasil pemilihan umum (Pemilu) yang saat ini masih dalam proses perhitungan suara. Seharusnya, Andre mengatakan, mereka mengetahui semuanya masih fokus untuk mengawal perhitungan suara. "Itu yang saya herankan, kita lagi berproses penghitungan suara, relawan dan pendukung kami lagi konsentrasi di kecamatan menjaga proses penghitungan, tiba-tiba kok pengen ketemu gitu," ujar Andre. Disamping itu, kata Politikus Partai Gerindra, tidak ada sesuatu yang urgen. Sehingga Joko Widodo harus mengutus menterinya untuk menemui Prabowo. Kemudian pascapemilu 2019 juga tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Andre mengusulkan, jika memang diperlukan maka pertemuan tersebut dilaksanakan setelah Idul Fitri pada bulan Juni mendatang. "Saya kira setelah seluruh proses Pilpres 2019 selesai. Mungkin sehabis lebaran ketemuannya," tutur Andre.(rep/Ant)

Sumber: