Deteksi Dini Kanker Payudara

Deteksi Dini Kanker Payudara

SERANG – Kanker payudara masih menjadi penyakit mematikan nomor satu bagi perempuan di Indonesia setelah kanker serviks (leher rahim). Kementerian Kesehatan (Kemnkes) RI mencatat per 31 januari 2019, angka perempuan yang mengidap kanker payudara mencapai 42,1 persen per 100 ribu penduduk, dengan angka rata-rata kematian 17 persen per 100 ribu penduduk. Sedangkan untuk kanker serviks sebesar 23,4 persen per 100 ribu penduduk, dengan angka rata-rata kematian mencapai 13,1 persen per 100 ribu penduduk. Oleh karena itu, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) mengajak masyarakat, khususunya perempuan di Banten untuk melakukan deteksi dini kanker payudara secara mandiri. Ketua YKPI, Linda Agum Gumelar mengatakan pihaknya terus berupaya menekan angka pengidap kanker payudara. Salah satunya, bekerjasama dengan organisasi Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BOKW) Banten untuk  melakukan sosialisasi deteksi dini kanker payudara. “Hari ini kita turun untuk melakukan sosialisasi ke daerah-daerah. Untuk di Banten, kita juga menggandeng BKOW Banten dengan harapan sosialisasi tersebut bisa ditularkan kepada organisasi-organisasi wanita yang berada di dalam naungan BKOW Banten,” katanya saat ditemui usai menghadiri acara Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Payudara di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang, Rabu (20/3). Pihaknya juga berharap BKOW dapat menjadi corong dalam mensosialisasikan deteksi dini kanker payudara. “Yang paling gampang itu kan sadari, periksa diri sendiri. Karena kalau kanker pada stadium awal itu masih bisa disembuhkan, dan saya juga pernah kena,” tuturnya. Linda menyebut kanker payudara rata-rata menyerang perempuan pada usia 40 tahun ke atas. Meski begitu, dirinya tidak menampik jika saat ini juga perempuan pada usia 15-35 tahun juga rentan terkena kanker payudara. “Setidaknya ada 70 persen kasus dengan stadium lanjut dan kemungkinan sembuh sulit. Tapi untuk yang stadium awal itu 90 persen bisa disembuhkan,” ujarnya. “Salah satu penyebab utama kanker payudara itu gaya hidup yang dipicu hormon estrogen, sedangkan untuk faktor genetik lebih kecil atau 10 persen kasus. Maka dari itu kami mengajak perempuan di Banten untuk selalu melakukan deteksi dini kanker payudara secara mandiri,” sambungnya. Ketua BKOW Banten, Ade Rossi Khoerunnisa mengatakan bahwa dari data yang didapat BKOW, terdapat 325 warga di Banten yang mengidap kanker payudara, sedangkan 116 warga terkena kanker serviks. Maka dari itu, ia menilai penting ada sosialisasi terkait deteksi dini kanker payudara. “Kami sangat berterima kasih atas kerjasama Yayasan Kanker Payudara Indonesia dalam kegiatan sosialisasi ini. Ini sangat penting, kita harus menyadari, melakukan deteksi dini, salah satunya dengan memeriksa payudara sendiri dan itu bisa dilakukan di rumah dengan sistematis sehingga perempuan bisa mendeteksi secara dini gejala kanker payudara,” kata perempuan yang akrab disapa Aci itu. Menurut Aci, BKOW juga akan menghimpun data para pengidap kanker payudara untuk kemudian dibuatkan sebuah komunitas survival (penyintas) kanker payudara. “Tadi kan kita dimintakan oleh Bu Linda, supaya ada kepedulian tinggi dari pemerintah kepada warga penderita kanker payudara,” katanya. Terkait permintaan YKPI agar BKOW dapat menjadi ujung tombak dalam sosialisasi kanker payudara di Banten, Aci mengaku siap. Ia mengungkapkan dari 55 organisasi wanita di bawah naungan BKOW Banten, akan mensosialisasikan deteksi dini kanker payudara. “Minimalnya dari keluarga, setelah itu baru organisasi, dan lingkungan. Dari 55 organisasi dikali 10 saja sudah ada 550 orang yang akan mensosialisasikan deteksi dini kanker payudara. Dan harapan ke depan, hal ini bisa diketahui oleh masyarakat Banten, karena mudah sekali melakukan deteksi dini itu,” ujarnya. Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Banten, Sitti Ma’ani Nina mengatakan sosialisasi deteksi dini kanker payudara merupakan bagian dari upaya DP3AKKB Banten dalam memastikan perempuan Banten sehat, terlindungi, dan terpenuhi hak-hak kebutuhannya. “Tentunya kita sangat mengapresiasi kehadiran YKPI yang langsung turun ke daerah khususnya Banten untuk melakukan sosialisasi deteksi dini kanker payudara. Kalau dari kita intinya tiga hal, perempuan itu sehat, perempuan terlindungi, dan perempuan terpenuhi hak-hak kebutuhannya,” katanya. (tb/tnt)

Sumber: