Gunung Merapi Masih Erupsi
JAKARTA- Tingkat aktivitas Gunung Merapi masih berada pada Level II (Waspada) dan masih mengalami erupsi tidak menerus. Dari laporan Pos Pengamatan Gunungapi Merapi di Yogyakarta, gunung api masih tertutup kabut. Angin bertiup lemah sampai sedang ke arah tenggara dan barat. Asap kawah utama setinggi 75 meter terlihat dari puncak. Asap berwarna putih berintensitas tipis hingga sedang. Sejak Minggu (3/3) lalu, Merapi tercatat mengalami 103 kali gempa Guguran, 19 kali gempa Hembusan, 6 kali gempa Low Frequency, 6 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 1 kali gempa Vulkanik Dangkal, 2 kali gempa Tektonik Jauh. Termasuk 10 kali gempa Awan Panas Guguran. Seperti dilansir Fajar Indonesia Network (FIN), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak merekomendasikan kegiatan pendakian di areal Gunung Merapi, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. Kepala PVMBG Kasbani mengjelaskan, selain melarang pendidikan, para penduduk sekitar lereng Merapi juga diimbau tidak melakukan aktivitas di radius 3 km dari puncak "Masyarakat yang tinggal di KRB III mohon untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi," jelasnya, Senin (4/3). Kasbani mengatakan, PVMBG ESDM dan pos pemantau terus melihat perkembangan kegiatan vulkanik dan senantiasa berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten tentang penanggulangan bencana erupsi Gunungapi Merapi. "Kondisi Merapi masih waspada, sekali lagi saya tegaskan, jangan ada aktivitas di radius 3 Km," terangnya. Kasbani berharap, masyarakat tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya, dan tetap mengikuti arahan aparat Pemerintah Daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat."Komunikasi dengan BPPTKG maupun Pos Pengamatan Gunung Merapi dapat dilakukan melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz, melalui website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG," jelasnya. Guguran lava Merapi membentuk sedimen di sebagian sungai sekitar lerengnya. Dari laporan Forum Komunikasi Sungai Sleman (FKSS) menyebutkan pihaknya masih menemukan sedimen bebatuan di bantaran Sungai Code, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY. "Sedimen ini memicu penyempitan arus sungai," jelas Ketua FKSS AG Irawan. Dijelaskannya, sedimen ini akan terus menggunung jika aktivitas erupsi Merapi terus menerus terjadi. Di sisi lain, hujan masih terus mengguyur hulu Sungai tersebut. Fenomena ini berpotensi banjir di sungai yang banyak dipenuhi sedimen. "Sungai menyempit dan tidak bisa menghalau datangnya air limpahan hujan di Kawasan Utara, " tandasnya. (rls/fin/tgr)
Sumber: