Undian All England, Tunggal Putra Modal Pede
TURNAMEN All England tahun 2019 dipastikan menjadi ajang yang cukup berat buat pebulutangkis nomor tunggal putra. Pasalnya, hasil undian menempatkan tunggal putra Indonesia pada pertandingan yang relatif berat. Meski demikian Hendry Saputra Ho, pelatih Anthony Sinisuka Ginting dkk, meminta anak asuhnya tetap optimistis meraih prestasi pada turnamen bulutangkis tertua di dunia All England 2019. Jadwalnya All England bakal digelar di Birmingham, Inggris, 6-10 Maret. BWF telah merilis hasil undian lima sektor yang diacak melalui sistem komputer pada Selasa (12/2). Khusus tunggal putra, Jonathan Christie akan berhadapan Lee Dong-keun (Korea Selatan). Dari rekor pertemuan keduanya pernah saling mengalahkan. Dong-keun lebih unggul 2-1 atas Jonatan. Jika mulus, Jonatan berpeluang bertemu pemain unggulan seperti Kidambi Srikanth (unggulan ketujuh) dan Kento Momota (unggulan pertama). Sementara itu, Anthony Ginting, tampil sebagai unggulan kedelapan, akan berhadapan dengan pebulutangkis asal Hong Kong, Ng Ka Long Angus. Anthony menang empat kali dari tujuh kali pertemuan mereka. "Saya rasa kita semua tahu kalau All England pasti dari babak pertama sudah berat-berat. Jadi kami sudah antisipasi dan kami siapkan jauh-jauh hari," kata Hendry di Pelatnas PBSI, Cipayung, Rabu (13/2). "Persiapan itu apa saja ya dari diri sendiri maupun persiapan dari lawannya sendiri. Karena kalau melihat drawing-nya juga tidak bisa menghindar. Mesti fight dan harus optimistis sampai mereka main," ujarnya lagi. Soal hasil, Hendry juga tak mau berspekulasi. Dia hanya menargetkan bagaimana atletnya bisa main maksimal dalam setiap laga. "Dunia mana yang bisa pasti. Pelatih pasti ada target, tapi paling bagus pantau terus belajar sampai akhirnya emas. Seberapa banyak? Kayak Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon susah. Kemarin saja siapa yang sangka, Kento Momota yang difavoritkan, tapi saat menghadapi Anders Antonsen (di Indonesia Masters 2019 di Istora) seperti sedang diajari bermain bulutangkis. Lalu, Viktor Axelsen. Dulu peringkat pertama, tapi sekarang berapa? Itu artinya kompetisinya memang bagus. Tapi kan tetap bisa fight," katanya. (apw/okz)
Sumber: