Everton vs Manchester City, Sinyal Kudeta 2 Hari
PERSAINGAN berebut posisi teratas klasemen sementara Premier League memanas. Itu setelah pemuncak klasemen, Liverpool, hanya bisa bermain seri 1-1 melawan West Ham United (5/2). Manchester City terus mendekat pasca kemenangan penting 3-1 atas Arsenal. The Citizens berpeluang mengkudeta Liverpool selama dua hari jika dini hari nanti mampu menundukkan tuan rumah Everton di Goodison Park pada matchweek 26. Bila tiga poin berhasil diamankan David Silva dkk, City-Liverpool punya poin sama (62-62). Namun, selisih gol City lebih bagus dari Liverpool (siaran langsung beIN Sports 1 pukul 02.45 WIB). Gelandang City Bernardo Silva kepada Evening Standard kemarin (5/2) mengatakan, pekan ini akan menjadi penentu apakah timnya bisa mempertahankan gelar atau tidak. Setelah melawan Everton (7/2), City akan menjamu Chelsea di Etihad Stadium (10/2). "Kalau kami tidak menang atas kedua tim tersebut maka situasinya akan lebih sulit bagi kami mempertahankan gelar juara. Namun aura ruang ganti tim saat ini sangat bergairah untuk menjaga (tren) menang,” tutur Bernardo. Matchweek tujuh hingga 15, City menguasai klasemen. Namun kekalahan 0-2 oleh Chelsea di matchweek 16 membuat mereka disalip Liverpool. Laga lawan Everton ini semula dijadwalkan terjadi matchweek 27 atau 24 Februari mendatang. Akan tetapi karena pada tanggal tersebut City berlaga di final Piala Liga versus Chelsea, jadwalnya pun dipercepat pekan ini. Mantan gelandang AS Monaco tersebut percaya kalau melawan Everton dini hari nanti (7/2), pelatihnya Pep Guardiola akan menjajal 'resep' lain setelah kemenangan 3-1 atas Arsenal Senin (4/2) lalu. Apapun eksplorasi strategi yang dipakai oleh Guardiola menurut gelandang berusia 24 tahun itu pasti sukses. Entah empat, tiga, atau bahkan lima pemain bertahan menurut Bernardo lawan selalu kesulitan menebaknya. "Kami beradaptasi dengan strategi yang dimainkan oleh lawan kami. Kami hanya mengikuti apa yang dikatakan Pep (Guardiola) karena kami mempercayainya,” ungkap Bernardo. “Termasuk saat kami tertinggal lima angka di belakang Liverpool, Pep selalu katakan tak usah memusingkan klasemen,” tambah pemain yang sudah mencetak delapan gol buat City musim ini di semua ajang. Bernardo menerima kebijakan rotasi di setiap laga yang diterapkan Guardiola ini. Malah dengan sistem itu tak ada satupun pemain City yang imun dengan bangku cadangan tim. Musim ini, diantara 39 laga City di semua ajang (Community Shield, Premier League, Piala FA, Piala Liga, dan Liga Champions) Ederson Moraes (kiper) menjadi pemain yang paling sering dimainkan. Yakni 33 kali. Sementara untuk taktik, sudah enam kali Guardiola mengutak-atiknya. Mulai 4-1-4-1, 4-3-3, 4-2-3-1, 3-5-2, 4-1-3-2, dan 3-4-2-1. Kalau dirata-rata maka per 6,5 laga taktik permainan Guardiola berganti. Nah, ketika menang 3-1 atas Arsenal terlihat bagaimana Guardiola sudah menyiapkan nama skuadnya untuk laga berikutnya lawan Everton (7/2). Leroy Sane, Danilo, Fabian Delph, dan John Stones menganggur di pinggir lapangan. Gabriel Jesus dan Riyad Mahrez masuk sebagai cadangan. Sane dalam situs resmi klub mengatakan Guardiola selalu menginginkan timnya menang dan performa sempurna dari anak buahnya. Pada awalnya memang ada beberapa pemberontakan. Namun, di musim ketiga ini para pemain sudah paham keinginan pelatih asal Santpedor Spanyol tersebut. Dia (Guardiola, red.) berkata setiap trofi yang datang bukan saja karena kesuksesan dirinya meramu taktik. Melainkan juga lahir karena setiap pemain berhasil memotivasi dirinya sendiri untuk mencapai lebih,” ujar Sane. Guardiola kepada ESPN berkata pada di awal musim ini jika dia tidak menganak emaskan salah satu pemainnya. Terutama pemain lini depan. Mulai Raheem Sterling, Leroy Sane, Sergio Aguero, dan Gabriel Jesus. "Saya memberikan kesempatan kepada semua pemain depan dengan merata siapapun yang dipasang menjadi pemain nomor sembilan maka dia bertugas mencetak gol, dan tak ada yang dispesialkan,” kata Guardiola. (jpg/apw)
Sumber: