Hong Kong Siap Bantu UKM Indonesia Tembus Tiongkok
JAKARTA - Usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia terkena dampak pembatasan impor yang diterapkan pemerintah Tiongkok.
Banyaknya syarat dan dokumen yang harus diurus menyulitkan UKM untuk menembus pasar negara dengan kue ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Kondisi tersebut dilirik Hong Kong, negeri dalam Tiongkok yang memiliki sistem ekonomi, moneter, dan politik terpisah.
Direktur Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) Kwan Ho Leung menyatakan, pihaknya akan membantu mempromosikan hasil produksi UKM Indonesia kepada warga Tiongkok.
Selama ini, banyak pebisnis Hong Kong yang sering bertransaksi dengan Tiongkok.
”UKM Indonesia bisa memamerkan produk di Hong Kong tanpa visa. Sangat mudah. Hongkong adalah batu loncatan untuk menjamah pasar Tiongkok,” ujarnya.
Hingga saat ini, HKTDC berhasil mendistribusikan produk dari 200 UKM Indonesia.
Bukan hanya kepada warga Tiongkok, melainkan juga negara-negara lain di seluruh dunia. Produk tersebut dipromosikan dalam pameran.
”Bahkan, jumlah pembelinya mencapai lima ribu,” imbuh Kwan Ho .
Pada 2017, Kwan Ho optimistis jumlah partisipan Indonesia yang mengikuti pameran di Hong Kong meningkat 5–10 persen.
”Transaksi Hong Kong dan Indonesia sangat besar, bahkan menempati posisi keenam di Asia,” tegasnya.
Menurut dia, produk Indonesia yang paling sering masuk ke Hongkong adalah kerajinan tangan, makanan, mainan, dan perhiasan.
”Semua produk Indonesia memiliki kapabilitas yang bagus untuk diekspor ke luar negeri. Karena itu, kami selalu menunggu produk-produk Indonesia masuk ke Hong Kong,” katanya.
Selain lewat pameran, Hong Kong menawarkan bantuan kepada UKM Indonesia yang ingin mencari investor dari luar negeri lewat konsep Belt and Road.
Direktur Utama Hong Kong Economic and Trade Office Do Pang Wai-yee menambahkan, pebisnis Indonesia bisa bertemu pebisnis dari negara lain di seluruh dunia.
”Kami akan memfasilitasi mereka untuk membangun hubungan bisnis jangka panjang,” imbuhnya.
Do Pang meyakini, kerja sama itu berpotensi besar. Sebab, persentase ekspor dan impor antara Hong Kong dan Indonesia memiliki kadar yang sama.
”Total transaksi pada 2016 mencapai USD 5 miliar. Karena itu, kami ingin Indonesia bisa berperan besar di bisnis internasional,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komite Informasi dan Promosi Potensi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Johan Suryadarma sangat mendukung tawaran kerja sama bisnis dari Hong Kong.
”Surabaya itu mewakili Jatim. Jangan sampai UKM di sini ketinggalan. Mereka harus bisa belajar dengan cepat untuk menjadi pebisnis internasional. Salah satunya mengikuti pameran,” pungkasnya. (pus/c16/sof)
Sumber: