JAKARTA— Keseriusan Polri terlihat dalam pemeriksaan saksi kasus dugaan match fixing (pengaturan skor). Polri dipastikan tidak hanya menelusuri dugaan match fixing dalam satu pertandingan. Namun secara menyeluruh untuk pertandingan sepakbola Liga 1, Liga 2 dan Liga3 yang diduga terjadi kejanggalan. Hal tersebut terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang digelontorkan ke Manajer Madura FC Januar Herwanto. Menurutnya, ada 12 pertanyaan yang diajukan selama hampir 2 jam diperiksa sebagai saksi di Bareskrim kemarin. ”Awalnya ditanya soal identitas, tapi mengerucut ke beberapa pertandingan yang dijalani Madura FC,” tuturnya. Perlu diketahui bahwa pertandingan yang dilaporkan ke kepolisian merupakan pertandingan babak penyisihan. Namun, ternyata Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dittipidkor) Bareskrim juga mendalami terkait pertandingan di babak delapan besar antara Madura FC dan PSS Sleman. ”Dua pertandingan itu ditanya semua,” ujarnya. Dia menuturkan bahwa untuk babak kedua penyidik mempertanyakan terkait adanya tawaran mengalah dengan bayaran Rp 100 juta hingga Rp 150 juta. ”Saya jelaskan bagaimana kronologinya secara detil,” terangnya. Untuk di babak delapan besar, penyidik mendalami soal bagaimana terjadinya offside yang kemudian dikenal dengan istilah offside 2 km. ”Saya ceritakan bahwa kami melakukan protes sebelum terciptanya gol, setelah protes dipanggillah oleh Komisi Disiplin (Komdis),” tuturnya. Penyidik juga mencecar terkait empat wasit yang akhirnya diganjar sanksi oleh Komdis karena peristiwa itu dianggap sebuah pelanggaran. ”Saya ditanya soal kronologi protes hingga dijatuhkan sanksi ke empat wasit,” paparnya. Selain Januar, sebenarnya ada empat orang lain yang diperiksa. Namun, Dirut PT LIB Berlington Siahaan dan Sekjend PSSI Ratu Tisha Destria meminta penundaan pemeriksaan pekan depan. Lalu, Ketua Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Richard Sambera dan Sekjend BOPI Andreas Marbun hadir dalam pemeriksaan. Richard menuturkan bahwa dari 22 pertanyaan yang diajukan, sebagian besar bertanya terkait tugas dan wewenang dari BOPI. ”Masih umum,” paparnya ditemui di depan kantor Dittipidkor kemarin. Namun, memang ada beberapa terkait sejumlah pertandingan. Yang pasti, BOPI akan membantu kepolisian. ”Kami akan aktif baik saat pemeriksaan atau dalam Satgas yang nanti dibentuk Kapolri,” tuturnya. Sementara Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa untuk kasus dugaan match fixing di Dittpidkor rencananya akan ada sejumlah saksi yang dipanggil. Selain lima orang tersebut, masih ada tujuh orang lain yang akan diperiksa. ”Pekan depan ya, Rabu, Kamis dan Jumat dipanggil,” urainya. Yang juga penting, Polri saat ini tidak hanya menangani satu kasus dugaan match fixing. Namun, kasus-kasus lama yang sebelumnya tidak cukup bukti itu akan dibuka kembali. ”Dianalisa akan dilihat buktinya apakah ada yang ditemukan kembali,” ujarnya. Dia menegaskan bahwa satu kasus yang ditangani tersebut akan menjadi pintu masuk untuk sejumlah kasus lainnya. ”Ini bukti Polri berupaya membantu memberantas match fixing,” tegasnya. (idr)
Petinggi PSSI Bakal Diperiksa
Sabtu 22-12-2018,04:08 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :