JAKARTA-Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sudah memastikan jadwal ujian nasional (UN) 2019. Untuk siswa SMP dan SMA digelar lebih awal dibandingkan periode 2018. Tahun depan UN berlangsung mulai Maret. Soal dengan berorientasi pada penalaran tingkat tinggi atau higher order thinking skill (HOTS) tetap dipertahankan di UN. Pengamat pendidikan sekaligus penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal memprediksi, UN tahun depan tetap bakal akan diramaikan keluhan soal ujian yang susah. Khususnya untuk butir ujian yang masuk kategori HOTS. Sebab dia menilai dalam setahun terakhir, secara umum tidak ada perubahan dalam proses pembelajaran di kelas. ’’Soal HOTS itu harus diikuti proses pembelajaran yang memantik berfikir kritis dan inovatif,’’ jelasnya. Kemudian proses pembelajaran yang merangsang siswa untuk eksplorasi pengetahuan serta pemecahan persoalan. Dia mengatakan budaya menjalankan pembelajaran seperti itu harus dijalankan. Dia menegaskan guru harus bisa menumbuhkan motivasi internal anak-anak untuk belajar. ’’Sehingga anak-anak bisa berprestasi tanpa stress,’’ katanya. Menurutnya metodi drilling atau latihan soal-soal ujian menjelang UN atau bahkan menambah jam pelajaran, tidak efektif. Sebab yang dikejar adalah ketuntasan materi pelajaran. Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi memaparkan, jadwal UN disesuaikan dengan Ramadan. ”UN tahun 2018 dimulai April. Sedangkan tahun 2019 dimulai Maret,’’ katanya saat dikonfirmasi kemarin (16/12). Dia menjelaskan pergeseran itu karena menyesuaikan waktu puasa Ramadan yang diperkirakan mulai 5 Mei 2019. Bambang menjelaskan UN SMK/MAK tahun 2019 dilaksanakan pada 25-28 Maret. Kemudian untuk UN SMA/MA digelar pada 1, 2, 4, dan 8 April. Lalu UN Program Paket C pada 12-16 April. Sedangkan UN SMP/MTS pada 22-25 April. Selanjutnya UN untuk Program Paket B dilaksanakan pada 10-13 Mei. Lebih lanjut Bambang mengatakan UN 2019 tetap berbasis komputer atau disebut ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Sesuai dengan hasil rapat koordinasi dengan Balitbang dan direktorat terkait di Kemendikbud dan Kemenag untuk SMA/MA, SMK, dan Paket C ditargetkan 100 persen UNBK. Sedangkan untuk jenjang SMP ditargetkan 85 persen UNBK. Sementara jenjang MTs serta Paket B ditargetkan 100 persen UNBK. ”Kebijakan USBN dan UN 2019 secara umum tidak jauh berbeda dengan kebijakan USBN dan UN tahun ini,” ucap Bambang. Terkait dengan soal ujian, panitia pusat telah mempersiapkan seluruhnya. Semua soal dalam bentuk pilihan ganda. Kecuali soal Matematika SMA/MA, SMK/MAK, dan Paket C yang terdiri atas pilihan ganda dan isian singkat. Demikian juga soal yang berorientasi pada penalaran tingkat tinggi (HOTS), masih diterapkan dalam UN 2019. Bambang menjelaskan dalam minggu ini akan melalukan rapat koordinasi nasional dan sosialisasi kebijakan UN. Rencananya akan melibatkan seluruh dinas pendidikan provinsi dan Kanwil Kemenang. Dalam acara yang sama sekaligus akan dilakukan pendataan kembali jumlah peserta UN. (lyn/wan)
HOTS, Momok Bagi Siswa
Senin 17-12-2018,06:36 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :