Salah satu muara masalah kaburnya ratusan narapidana di Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk adalah maraknya pungutan liar oleh oknum petugas rutan. Hal ini terungkap dari keluhan para napi di sana. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, saat ini untuk kasus pungli masih diselidiki. "Kapolda Riau Irjen Zulkarnain menyampaikan proses penyelidikan dalam tujuh hari sudah dapat disimpulkan (adanya) indikasi pungli," kata dia, Selasa (9/5).
Bila sudah seperti itu, maka kasus akan dinaikan ke penyidikan untuk mencari siapa tersangka punglinya. "Mudah-mudahan tim saber di sana dan yang ada di pusat bisa kerjasama, bisa temukan indikasi pungli itu, dan melanjutkannya ke proses penyidikan," tambah dia.
Bahkan untuk mencari adanya indikasi pungli polisi telah memeriksa Karutan dan para petugas di sana. "Diperiksa sudah, nanti menentukan siapa yang terindikasi apalagi meningkatkan sebagai tersangka, nanti setelah disimpuljan di proses penyidikan," tegas dia. Sementara sampai siang tadi, petugas telah menangkap 305 narapidana yang sempat kabur pada Jumat (5/5) lalu. Kini tersisa 143 napi lagi.
Sebelumnya Rikwanto memerinci keseluruhan tahanan yang kabur usai Salat Jumat itu. "Total napi di sana ada 1.870 orang. Rinciannya Blok A ada 304, Blok B ada 550, Blok C ada 472, bagian dapur 11, klinik 10 dan tamping 81," kata dia. Sementara dari data terakhir setelah insiden kabur masal itu, yang tersisa di rutan hanya 1.428, sehingga dipastikan yang kabur jumlahnya 442 orang. Kaburnya napi ini diduga akibat perlakuan yang tidak pantas dari petugas sehingga membuat para napi marah dan merencanakan kabur. (elf/JPG)