BENGKULU-Keberangkatan pesawat Sriwijaya Air rute Bengkulu–Jakarta harus tertunda kemarin (6/11). Pemicunya, 145 penumpang menolak terbang dari Bandara Fatmawati Soekarno karena di dalam kabin pesawat tercium bau durian yang menyengat. Setelah diselidiki, ternyata di bagasi pesawat bernomor penerbangan SJ 091 itu ada durian yang ikut diangkut. Seluruh penumpang pun langsung heboh. Apalagi, beredar informasi bahwa total berat durian tersebut mencapai 3 ton. Penumpang rupanya khawatir dengan keselamatan. Mereka yang sudah duduk di kursi penumpang turun dan menolak diterbangkan. Suasana menjadi gaduh. Adu mulut sempat terjadi antara petugas bandara dan penumpang. Petugas meminta penumpang masuk ke kabin pesawat agar bisa diterbangkan sesuai jadwal. Namun, penumpang menolak naik sebelum durian yang diangkut pesawat diturunkan. Bahkan, keributan penumpang dengan petugas direkam salah seorang penumpang, kemudian diunggah ke media sosial dan sempat viral. Seorang penumpang bernama Boyke L.W. yang dihubungi Radar Bengkulu (Jawa Pos Group) menceritakan kronologi kehebohan itu. ”Tadinya kami mau berangkat pukul 10.40 (kemarin, Red). Saat itu kami sudah berada di kabin pesawat, kemudian tercium bau durian yang menyengat,” kata Boyke yang juga seorang wartawan Antara wilayah liputan Kota Bengkulu. Bau durian tersebut menyengat dari kursi depan penumpang hingga kursi belakang. Selain bau durian, suhu di dalam pesawat panas dan suasana pengap. Bahkan, ada penumpang yang mabuk dan mual lantaran mencium bau durian. Pesawat juga tidak kunjung take off saat itu. Lalu terdengar informasi dari salah seorang penumpang, ternyata pesawat itu tengah memuat durian. ”Penumpang yang duduk di depan kemudian langsung protes dan mengajak penumpang lainnya turun. Akhirnya penumpang yang sudah ada di dalam pesawat turun karena tidak tahan,” ujarnya. Pramugari sempat mencegah penumpang turun dari kursi pesawat dan berjanji mengecek ketidaknyamanan tersebut. Tapi, penumpang telanjur kesal. Satu per satu turun dari kabin pesawat. Saat penumpang turun, petugas ground handling yang berada di bawah meminta dan memaksa mereka kembali naik. Karena tidak terima, akhirnya terjadi adu mulut yang mengarah ke baku hantam jika petugas tersebut tidak segera menyingkir. ”Penumpang kemudian mengeluarkan ultimatum, kalau pesawat tetap membawa durian, seluruh penumpang tidak akan berangkat,” kata Boyke. Perwakilan manajemen Sriwijaya Air di bandara akhirnya mengalah. Durian itu akhirnya diturunkan. Ada belasan koli berukuran besar yang berisi durian yang diturunkan dari kargo pesawat. ”Kalau kata penumpang-penumpang itu ada yang menyebutkan sekitar 3 ton berat durian itu,” kata Boyke. Kepala Seksi Keselamatan Penerbangan Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu Wijayanti menjelaskan, kejadian tersebut berawal ketika salah seorang penumpang yang diduga manajemen artis melakukan protes saat pesawat akan lepas landas. Dia secara tiba-tiba mencium bau durian yang menyengat itu masuk ke area kabin pesawat. Padahal, jelas Wijayanti, durian tersebut sudah dikemas sesuai standar penerbangan sehingga tak lagi mengeluarkan bau khasnya. Apalagi, durian dalam standar penerbangan bukan merupakan buah yang dilarang untuk dinaikkan ke dalam pesawat. Durian itu juga tidak dinaikkan ke dalam kabin penumpang, tapi ke dalam bagasi pesawat. ”Tetapi, mungkin karena cuaca panas dan situasi udara yang mendukung, bau durian itu bisa masuk ke dalam kabin penumpang,” ungkapnya. Wijayanti juga mengklarifikasi bahwa total berat durian bukan 3 ton, melainkan 2 ton 25 kilogram. ”Meski begitu, pihak maskapai mengalah dan akhirnya menurunkan buah durian yang akan diangkut sehingga pesawat kembali melanjutkan take off menuju bandara tujuan,” ucapnya. Sementara itu, Otoritas Bandara Wilayah VI di Padang dan Kementerian Perhubungan bakal menurunkan tim untuk menyelidiki sekaligus mengevaluasi insiden tersebut. Tim itu akan tiba hari ini (7/11). ”Jadi, nanti hasil evaluasi disampaikan kepada pihak stakeholder. Tidak hanya kepada Sriwijaya, tapi juga para pengirim durian menggunakan pesawat,” kata Kepala Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu Anies Wardhana. Anies menjelaskan, durian merupakan komoditas andalan Bengkulu. Sejak 2015 Sriwijaya Air melayani pengangkutan durian itu. ”Durian bukan barang yang tidak boleh diangkut dalam penerbangan. Tapi, karena memiliki aroma keras, perlu pengemasan khusus dalam pengangkutannya,” tutur dia. Sementara itu, District Manager Sriwijaya Air Wilayah Bengkulu Abdul Rahim meminta maaf atas insiden tersebut. Dia mengatakan, pesawat yang membawa durian seberat 2 ton 25 kilogram itu sebenarnya tidak menyalahi keselamatan penerbangan. ”Kita (Sriwijaya Air) tidak melewati batas maximum takeoff weight (MTOW). Sebab, seluruh kapasitas berat maksimum kita masih 3 ton, jadi jauh dari overload,” terangnya. Menurut Rahim, mengangkut durian adalah hal biasa bagi maskapai penerbangan. Selagi durian dikemas dengan baik, masuk kargo, dan sesuai dengan SOP. ”Sriwijaya sangat berkomitmen dengan faktor keselamatan penerbangan. Kami tidak mau terbang kalau pesawat rusak. Lebih baik dimaki penumpang demi keselamatan. Sriwijaya tidak akan menerbangkan pesawat jika pesawat berbahaya bagi penumpang dan kru,” tegasnya. Rahim menjelaskan, saat terjadi kekisruhan, beberapa penumpang terbawa emosi. Manajemen Sriwijaya akhirnya memutuskan untuk menurunkan kargo berisi durian itu untuk kenyamanan penumpang. Setelah durian diturunkan, barulah penumpang kembali naik pesawat dan terbang ke Jakarta dengan selamat. ”Jadi, SOP kemasan durian di Sriwijaya, sebelum di-packing, buah durian ditaburi daun pandan dan kopi. Kemudian dimasukkan kardus. Kemudian ditaburi kembali dengan daun pandan dan kopi, lalu dilapisi lagi sampai empat kali. Kemasan terakhir boleh dengan karung goni,” bebernya. Sementara itu, Senior Manager Corporate Communications Sriwijaya Air Group Retri Maya menegaskan, maskapai biasa mengangkut durian. ”Sejauh dikemas dengan baik dan masuk ke dalam kargo sesuai SOP,” katanya. Maya membantah kabar bahwa berat durian yang diangkut maskapainya 3 ton. Sebab, angka tersebut merupakan berat keseluruhan bagasi dan kargo. ”Angka itu juga masih jauh dari kapasitas MTOW (maksimum untuk melakukan take off dan landing, Red),” kata Maya. Plt Dirjen Perhubungan Udara M. Pramintohadi Sukarno meminta semua maskapai dan pengelola bandara memberlakukan SOP terhadap pengangkutan kargo atau barang-barang berbau menyengat. ”Boleh saja mengangkut komoditas seperti durian, terasi, ikan asin, dan barang lain yang mempunyai bau khas dan menyengat. Namun, yang harus diperhatikan adalah proses pengemasannya sampai dengan loading kargo tersebut ke bagasi pesawat, harus sesuai dengan SOP,” tuturnya. (jpg)
Sriwijaya Air Bawa 2 Ton Durian, Penumpang Protes Berhamburan Keluar Pesawat
Rabu 07-11-2018,05:20 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :