JAKARTA-Rute Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) direncanakan diperpanjang hingga ke Tangsel. Kerja sama dengan kota penyangga Ibu Kota menjadi modal agar masyarakat mau beralih menggunakan transportasi umum. Seperti artikel yang ditayangkan Liputan6.com, Jumat (26/10), PT MRT Jakarta telah melakukan studi kelayakan perpanjangan rute transportasi tersebut, berdasarkan surat dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Hasil studi itu nantinya akan terlihat mengenai potensi penumpang, pendapatan, hingga pengembangan integrasi. Direktur Keuangan dan Administrasi MRT Jakarta Tuhiyat menyatakan, sesuai Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), ada perpanjangan dari Lebak Bulus hingga wilayah Pondok Cabe. Tapi, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany meminta adanya perpanjangan kembali dari Pondok Cabe sampai Tangerang kota. "Tapi Ibu Wali Kota minta dibelokkan ke arah BSD atau Puspitek, sampai ke Rawa Buntu dan Tangerang Kota," kata Tuhiyat di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Jumat (26/10) lalu. Untuk usulan stasiun yang diajukan BPTJ yakni dari Lebak Bulus, Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Negeri Syarif Hidyatullah (UIN), Pasar Ciputat, Pustekkom dan Pondok Cabe. Selanjutnya menuju Stasiun Pamulang Barat, Pondok Benda, Babakan, Puspitek, Rawa Buntu dan Tangerang kota. Karena usulan tersebut, saat ini PT MRT Jakarta ditugaskan untuk melakukan studi kelayakan dan rencananya diselesaikan pada akhir 2018. Pada awal 2018, Airin telah bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno untuk membahas perpanjangan rute MRT ke Tangsel di Balai Kota, Jakarta Pusat. Rencananya pembangunan perpanjangan ke Pondok Cabe dimulai pada 2021. Sedangkan Kepala BPTJ Bambang Prihartono menyatakan, terdapat peningkatan pergerakan penumpang dari Tangsel ke Jakarta. Sehingga diperlukan sebuah transportasi umum yang dapat menghubungkan keduanya. "Tadi dilaporkan oleh wali kota sudah hampir 40 persen orang Tangsel bergeraknya ke Jakarta. Dengan angka itu, tentu butuh angkutan massal yang cukup besar, yaitu MRT," ucap Bambang. Pengerjaan perpanjangan hingga Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan proyek yang didanai oleh pemerintah. Pembangunan MRT Tangsel tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi Tahun 2018-2029. Direktur Keuangan dan Administrasi MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan, terdapat empat skema pendanaan proyek perpanjangan MRT menuju Tangsel. Pertama yaitu pinjaman dana dari dalam maupun luar negeri, penerbitan surat utang publik, kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), dan skema lainnya. "Tampaknya pemerintah pusat ke KPBU. Badan usaha diminta gabung ke swasta," ucapnya. Sehingga berbeda dengan pembangunan trase Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) ataupun Bundaran HI-Kampung Bandan yang menggunakan pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Sementara itu, Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta direncanakan beroperasi pada Maret 2019. Nantinya terdapat 13 stasiun yang beroperasi, terdiri dari tujuh stasiun layang yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Enam stasiun bawah tanah lainnya yakni Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas serta Bundaran Hotel Indonesia. (lip/esa)
Dana MRT Patungan Pemerintah dan Swasta
Senin 05-11-2018,04:57 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :