Semua orang terlahir dengan kreativitas. Kita semua adalah makhluk kreatif. Kreativitas tidak sama dengan bakat, dalam arti sebuah keistimewaan yang dibeda-bedakan antara Si A dan Si B. Kita semua mampu menciptakan sesuatu yang berbeda. Kita semua mampu menciptakan sesuatu yang baru. Creativity is the way. Kreativitas adalah bagaimana Anda menggunakan apa yang sudah dianugerahkan Tuhan kepada Anda. Setiap manusia yang dilahirkan Tuhan ke dunia ini diberi peran, fungsi, dan tujuan. Tuhan kemudian memberikan nikmat yang jumlahnya tak terhitung agar kita bisa berperan sebaik mungkin atau agar kita bisa mewujudkan tujuan. Tujuan hidup kita adalah mewujudkan tujuan hidup, bukankah begitu? Ada nikmat yang dapat langsung dipakai, yang jumlah dan nilainya tak terhingga dan tidak ada gantinya. Setiap manusia memiliki kecerdasan, entah itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kecerdasan verbal, dan seterusnya. Setiap manusia juga memiliki bakat atau keistimewaan khusus yang diberikan. Keistimewaan yang diasah akan menghasilkan keunggulan. Pada setiap diri kita juga memiliki kekuatan, keunggulan, dan keistimewaan terkait dengan faktor eksternal tertentu yang melingkupi. Tapi itu semua tidak berarti apa-apa bagi perubahan hidup kita jika kita tidak kreatif. Hidup ini tidak saja menuntut kita harus pintar, tapi harus lebih dari pintar. Ijazah dan gelar tidak bisa mengubah Anda kalau Anda tidak kreatif. Bakat, kecerdasan, ilmu, pengalaman, dan berbagai kekuatan eksternal yang kita miliki tak bisa banyak bekerja bila kita tidak kreatif. Seperti yang saya katakan di bab lain di buku ini, ibarat membuat kopi, meskipun gula, air panas, kopi, dan gelas sudah ada, tapi butuh kreativitas untuk mengaduknya dan mengatur porsinya. Jika tidak, pasti hasilnya tidak bagus. Selain diberi nikmat yang sifatnya “tinggal pakai” dalam jumlah yang tak terhitung, kita juga diberi masalah. Ada masalah yang sifatnya misteri, kesulitan, dan ada juga yang bersifat teka-teki. Masalah memang rasanya tidak enak, maka tidak ada orang yang ingin dilanda masalah. Tapi kalau kita renungkan ke tingkat pemahaman yang paling dalam, masalah sejatinya adalah cara Allah Swt mendidik kita. Kita semua adalah murid Allah di dalam semesta ini. Namanya murid tentu ada murid yang pintar dan yang tidak pintar, ada murid yang taat dan ada murid yang nakal. Dengan masalah yang kita hadapi, kita sesungguhnya diberi pilihan, apakah kita akan menghadirkan jawaban yang membuat kita punya nilai bagus atau naik ke kelas yang lebih tinggi atau kita akan jawab semau kita dengan nilai yang jeblok? Untuk menjawab ujian di sekolah, mungkin hafalan lebih banyak dibutuhkan, tapi untuk menjawab ujian Tuhan dalam hidup, yang paling banyak dibutuhkan adalah kreativitas. Pertanyaannya adalah bagaimana kreativitas dari dalam diri bisa muncul? Apa syarat yang harus kita penuhi agar kita bisa menggunakan kreativitas yang sudah kita miliki? Saat menghadapi masalah, orang kreatif berpikir bahwa dia harus berubah dan perubahan diri adalah tanggung jawabnya. Ini berbeda dengan orang yang tidak bisa menggunakan kreativitasnya. Mereka, saat terjadi masalah, lebih sering menuding orang lain, puas dengan menyalahkan orang lain, lalu pasrah pada kenyataan. Sehebat apa pun seseorang dianugerahi bakat, kecerdasan, atau lingkungan yang mendukung, tapi bila yang dilakukan hanya menuding, menyalahkan, dan pasrah, saya pastikan kehebatannya tidak banyak berguna bagi perubahan diri. Mungkin saja ada orang lain yang berbuat salah kepada kita, mungkin saja ada keadaan yang membuat kita kurang beruntung, tapi untuk menciptakan hidup yang lebih baik, kita harus berubah. (***)
Sangat Berbahaya Jika Anda Terus Menuding atau Melempar!
Selasa 09-10-2018,04:50 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :