Sanitasi Air Tercemar, Warga Dibantu Air Bersih

Selasa 04-09-2018,05:33 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

PASAR KEMIS – Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kerta Rahardja (PDAM-TKR) menyalurkan bantuan air bersih di Kampung Picung RT 01/05, Desa Pasar Kemis, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Senin (3/9). Bantuan tersebut, diberikan untuk warga yang terkena dampak sanitasi air yang tercemar. Sebab, masyarakat setempat sudah tidak bisa menggunakan air sumur bor. Kepala Seksi (Kasi) Trantib dan Linmas Pasar Kemis Rusdi Effendi mengatakan, Pemerintah Kecamatan Pasar Kemis bekerjasama dengan PDAM-TKR meyalurkan air bersih sebanyak tiga tangki truk kepada masyarakat. Menurutnya, penyaluran air bersih untuk merespon permintaan masyarakat yang tidak bisa menggunakan sumur bor milikwarga. “Hari ini (kemarin-red), sesuai permintaan masyarakat yang terkena dampak sanitasi air yang tercemar, maka kami meminta air bersih kepada Bupati Tangerang. Alhamdulillah, sekarang warga sudah menerima sebanyak tiga mobil tangki truk berisi air bersih,” kata Rusdi, kepada Tangerang Ekspres, kemarin. Lebih lanjut, kata Rusdi, seharusnya kedepan pihaknya menyediakan tangki penampungan air yang besar. Tentunya, tangki penampungan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih kepada 60 kepala keluarga (KK) yang terkena dampak pencemaran air di pemukiman tersebut. Jika memiliki tangki penampungan air, jelas Rusdi, warga yang terkena dampak sanitasi air bisa mendapatkan air bersih secara berkelanjutan. Kemudian, petugas PDAM-TKR yang membawa mobil truk berisi air bersih dapat mengisi tangki penampungan air secara berkala sesuia kebutuhan masyarakat. Terkait Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, yang sudah mengambil sempel air di Kampung Picung RT 01/05 pada akhir 2017 lalu, namun permasalahan pencemaran sanitasi air belum terselesaikan sampai saat ini. Ia menyebutkan, sudah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Pasar Kemis, terkait kelanjutan hasil tes laboratorium dari DLHK Kabupaten Tangerang. Nyatanya, pihaknya hanya bisa menunggu pernyataan dari dinas tersebut untuk menyatakan dimana sumber pencemaran air di pemukiman warga. “Pengakuan masyarakat, sudah tidak bisa memakai air sumur bor di rumah mereka masing-masing sejak beberapa tahun lalu. Sebab, air berwarna kuning. Selanjutnya, warga akan gatal-gatal kalau menggunakan air tersebut,” tuturnya. Di tempat yang sama, Kepala Desa Pasar Kemis Al Haetomi mengatakan, kedepan teka-teki sanitasi air yang tercemar di Kampung Picung harus segera ditemukan. Kemudian, pengusaha yang melakukan kegiatan usaha yang memberikan dampak negatif lingkungan harus dapat bertanggung jawab. “Warga sudah tidak menggunakan sumur bor milik mereka. Sebab, air sumur bor milik warga berwarna kuning. Selanjutnya, bila menggunakan air itu bisa berefek gatal-gatal,” ungkapnya. Antisipasi yang dilakukan Pemerintah Desa Pasar Kemis, pihaknya sudah membuatkan dua titik pompa air satelit sejak 2016 lalu, yang menyalurkan air bersih ke masing-masing rumah milik warga. Kemudian, kedepan ada partisipasi dari pemeduli lingkungan yang akan membuatkan satu titik pompa air satelit, untuk menyalurkan air bersih ke masyarakat yang terkena dampak sanitasi air yang tercemar. Ia mengakui sudah menerima surat hasil laboratorium DLHK Kabupaten Tangerang. Namun, dia tidak bisa menjelaskan hasil laboratorium tersebut. Sebab, dirinya tidak berkompeten untuk menjelaskan hasil laboratorium sempel air yang diambil dari beberapa titik. “Isi surat berupa rumus-rumus kimia. Saya tidak paham untuk menyampaikan kepada warga. Saya juga tidak mau menduga-duga yang berlebihan, yang jelas harus dengan fakta dan ahli yang berkomentar tentang hal tersebut,” tutupnya. (mg-2/mas)

Tags :
Kategori :

Terkait