Wishnutama, Pria di Balik Pembukaan Opening Ceremony Asian Games 2018

Kamis 16-08-2018,04:58 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

DUA hari lagi, Sabtu (18/8), pesta olahraga negara-negara Asia dibuka. Ditandai dengan opening ceremony yang bakal digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Seluruh persiapan serbatertutup. Kita hanya bisa menebak-nebak apa yang akan kita tampilkan dalam seremoni menyambut puluhan ribu tamu dari 45 negara peserta. Wishnutama, creative director untuk upacara pembukaan itu, menjanjikan sesuatu yang beda, lebih keren, dan lebih modern. Berikut obrolan wartawan Jawa Pos (grup Tangerang Ekspres) Tyasefania Febriani dengan Tama, sapaan akrabnya. Berapa lama menyiapkan opening ceremony? Persiapan sudah dimulai sekitar setahun yang lalu. Tapi lebih mengenai urusan administratif dan membangun konsep kreatif. Sedangkan secara teknis baru dimulai awal tahun ini. Persiapan sudah hampir 95 persen. Semua berjalan sesuai rencana? Tidak semua sesuai rencana, tapi setidaknya mendekati apa yang kami rencanakan. Insya Allah kami cukup yakin dengan segala persiapan yang sudah lama kami lakukan. Rehearsal diadakan sebulan setelah lebaran, dan terbagi di berbagai daerah di Indonesia. Sementara untuk simulasi opening dilakukan di lapangan C. Baru masuk latihan di stadion sekitar tiga minggu lalu. Seperti apa konsepnya? Kami ingin menonjolkan keragaman budaya dan kekuatan Indonesia. Dan bagaimana hal-hal tersebut bisa berguna untuk Indonesia ke depan. Tapi dikemas dengan sangat modern. Kurang lebih durasi opening ceremony nanti tiga jam. Hampir satu jam untuk acara protokol, baru setelah itu hiburannya. Tantangannya, keragaman budaya kita begitu banyak. Tidak mudah dikemas dalam waktu dua jam. Dari tata panggung, tampaknya di sana bakal ada gunung api, air terjun, dan alam hijau. Inspirasinya dari mana? Indonesia kan punya banyak jajaran gunung. Itu salah satu ciri khas negara kita. Selain itu, gunung jadi lambang kehidupan. Pemilihan latar belakang ini bukan hanya supaya keren, tapi juga untuk menyimpan peralatan untuk kepentingan acara. Gunung ini beratnya sekitar 600 ton, dilengkapi dengan tanaman asli di sekitarnya. Wah, berapa lama membuatnya? Butuh waktu tiga bulan, dan hanya ditampilkan selama tiga jam saja (tertawa). Tantangannya kami harus mengembalikan lapangan seperti semula dalam waktu 60 jam untuk pertandingan atletik. Budaya Indonesia, hiburan dari musisi-musisi Indonesia, kejutan apa nih yang disiapkan? Bukan kejutan lagi dong kalau saya bocorkan sekarang. Yang terpenting, selain menonjolkan keragaman budaya, adalah mengemasnya dengan teknologi yang ada sekarang ini. Kami ingin menyajikan pertunjukan yang menarik, karena ini adalah etalase negeri untuk memperkenalkan Indonesia pada negara lain. Apa yang membuat opening ceremony ini berbeda dan spesial? Saya cukup yakin opening cermeony ini akan berbeda dengan Asian Games (sebelumnya) dan Olimpiade. Karena kami akan menampilkan konsep yang unik dan kreatif. Kami akan menampilkan karakter yang sangat Indonesia supaya dikenang. Kontingen dari berbagai negara akan ditampilkan seperti apa? Seperti biasa ada parade atlet (defile, Red). Tidak mungkin mereka diminta terjun untuk terlibat di upacara pembukaan ini. Tapi yang unik nanti mereka akan berada di lapangan untuk menyaksikan secara langsung acara ini. Kami membuat opening ceremony untuk para atlet. Selama ini kenyataannya atlet masuk, lambai tangan, lalu keluar. Masa mereka hanya tamu numpang lewat saja? Apa yang Anda harapkan dari opening ceremony ini? Sebetulnya saat saya diminta untuk menangani ini, sudah terbayang bakal nggak gampang dan ribet. Apalagi saya orang yang praktis. Tapi saya berpikir bahwa ini momen untuk Indonesia. Oleh karena itu, kami dan tim mati-matian untuk membuat negara ini bangga. (jpg/bha)

Tags :
Kategori :

Terkait