Dinkes Temukan Makananan Berformalin

Selasa 05-06-2018,04:43 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGERANG- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Bersama Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) menemukan makanan berformalin. Temuan ini  saat dilakukan sampling pemeriksaan di pasar tradisional dan modern di Kota Tangerang. Dari puluhan sampel yang diperiksa terdapat 2 jenis makanan yang diduga mengandung formalin, yakni tahu putih dan mie. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr Liza Puspadewi menerangkan, BPOM selama bulan puasa rutin mengadakan sampling pemeriksaan makanan di beberapa pasar. "Saat ini yang sudah berjalan pemeriksaan di Pasar Anyar, Pasar Modern Town Square, Pasar Saraswati serta pedagang takjil di sekitar RSUD Kota Tangerang," ujarnya saat dihubungi Tangerang Ekspres, Senin (4/5). Dari sampel yang diperiksa, Dinkes menemukan dua jenis makanan yang positif mengandung formalin. Penemuan itu, kata Liza, saat mengadakan pemeriksaan sampling pada Senin (28/5) lalu. "Di Pasar Modern Town Square kita temukan makanan yang diduga mengandung formalin, tetapi sudah kita tindaklanjuti," pungkasnya. Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Kota Tangerang, drg. Televisianingsih menjelaskan, makanan yang diduga mengandung formalin tersebut antara lain tahu putih serta mie kuning yang biasa dijajakan pada makanan soto mie. "Kita temukan di Pasar Modern Town Square di Kawasan Modernland, Kelurahan Buaran. Kita akan melakukan sampling sekali lagi karena temuan ini kan masih diduga, laporannya masih direkap sepenuhnya," jelas wanita yang akrab disapa Visa. Tindak lanjutnya, tutur Visa, Dinkes sudah memberi masukan dan imbauan ke pedagang tersebut supaya tidak mengambil dan menyetok barang dari produsen tahu serta mie tersebut. "Karena mereka membeli dari produsen, distributor atau pabrik. Mereka tidak membuat sendiri, makanya kita imbau mereka supaya tidak membeli dari tempat itu lagi," imbuhnya. Sejauh ini Dinkes belum menemukan pengawasan takjil yang mengandung bahan berbahaya. "Takjil kita lakukan sampling dan belum ada temuan dari seluruh sampel yang kita uji," terang Visa. Adapun tips untuk menghindari makanan berbahaya, ia mengimbau masyarakat untuk membeli makanan yang segar dan diolah sendiri, serta hindari makanan yang berwarna mencolok. Kalau mau membeli makanan kemasan, masyarakat diharapkan mengecek lagi tanggal produksi dan kadaluarsanya. "Hindari makanan yang warnanya terlalu mecolok, karena bisa terindikasi mengandung zat pewarna yang berlebihan. Sebetulnya pewarna makanan itu boleh, tetapi biasanya para pedagang nakal menggunakan pewarna tekstil yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia," imbaunya. Kedepannya Dinkes bersama BPOM, Disperindag serta Dinas Ketahanan Pangan akan menggelar isnpeksi mendadak (sidak) untuk mengecek makanan berbahaya yang beredar. Namun, ia enggan memberitahu kapan. "Kami Dinkes lebih ke makanan olahan. Sementara kalau Dinas Ketahanan Pangan itu lebih ke makanan segar itu dan makanan kemasan itu dari Disperindag," terang Visa. Ia menuturkan, makanan berformalin dan pewarna tekstil sangat berbahaya bila dikonsumsi manusia karena merupakan zat kimia untuk mengawetkan benda, barang dan hewan mati. "Tentu apabila dikonsumsi manusia dapat memacu penyakit berbahaya yang dapat merusak organ tubuh seperti kanker, kerusakan hati, paru-paru, pencernaan hingga ginjal," tegasnya. Efek jangka pendek yang ditimbulkan, tambahnya, dapat menyebabkan keracunan makanan dan efek jangka panjangnya dapat mematikan. "Efek jangka pendek itu pertama keracunan, biasanya ditandai dengan rasa pusing, mual, muntah-muntah bahkan diare. Untuk penanganan dan pertolongan pertama warga harus langsung dibawa ke puskesmas atau klinik terdekat," pungkasnya.(mg-05)

Tags :
Kategori :

Terkait