Dapat Rp 50 Juta, Alif Menghilang

Rabu 30-05-2018,03:22 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGERANG – Warga Tangerang dihebohkan dengan Alif Hidayat. Bocah lima tahun ini menjadi viral disebabkan kemiskinan yang menyebabkan Alif yang tengah menjalankan ibadah puasa hanya sahur dengan nasi dicampur garam dan berbuka puasa hanya meminum air putih. Kehebohan yang sempat meramaikan media sosial  membuat warga Tangerang penasaran akan sosoknya. Pasalnya, bocah yang tinggal di sebuah rumah kontrakan bersama neneknya Heni, di kawasan pemakaman Tanah Gocap, Kecamatan Karawaci. Rasa iba pun datang ketika Alif mengharapkan dapat makan dengan ayam kecap dan minum susu kotak. Untuk mengurangi bebannya, masyarakat melakukan penggalangan dana. Dari penggalangan tersebut terkumpul Rp 50 juta dari target sebesar Rp 20 juta. Bantuan pun terus berdatangan setiap harinya, bahkan Pemkot Kota Tangerang mengerahkan Dinas Sosial untuk membantunya. Warga penasaran ingin bertemu langsung dengan Alif dan ingin mendonasikan bantuan langsung. Namun, warga yang ingin memberikan bantuan kecewa. Karena kediaman Alif tiba-tiba kosong ditinggalkan penghuninya dengan kondisi pintu digembok dari luar dan lampu bagian atas yang mayala. Sosok Alif pun menghilang begitu saja setelah mendapat bantuan banyak dari berbagai pihak. Tetangga Alif, Taryono mengaku tidak terlalu mengenal sosok Heni. Karena ia  jarang bersosialisasi dengan tetangga sekitar. “Saya tidak mengenal dia, walaupun tetanggaan dia tidak pernah ngobrol sama tetangga. Cuma dari kemarin aja banyak yang mencari dia,” ucapnya ketika ditemui Tangerang Ekspres, Selasa (29/5). Taryono mengatakan, sebelum menghilang ia sempat melihat Heni keluar rumah untuk berbelanja makanan. Namun, ia mengaku tidak tahu perginya kemana. “Dia keluar rumah paling juga beli makan, tapi tidak tahu ke mana,” sebutnya. Pantauan langsung kediaman Alif sangat memprihatinkan. Rumah yang berlokasi di sebelah aliran sungai cisadane sudah tidak layak lagi ditinggali. Bahkan dinding bagunan seluas 3x4 meter persegi yang terbuat dari anyaman bambu tersebut sudah bolong pada bagian sisinya. Terpisah pemilik rumah Ahmad Pauji mengaku, Alif bersama neneknya sudah empat bulan tinggal di sana. Selama empat bulan Heni kerap tidak melengkapi pembayaran sewa rumah lantaran untuk menutupi biaya kehidupan sehari-hari. “Perbulannya bayar Rp 200 ribu, tapi kadang kadang hanya membayar Rp 150 ribu,” ucapnya. Ahmad Pauji mengatakan saat ini Heni sudah tidak lagi tinggal di lokasi tersebut. “Tadi sore sih Heni pamit untuk pindah ke Pluit, Jakarta Utara,” pungkasnya. (mg-6)

Tags :
Kategori :

Terkait