Ledakkan Bom Gereja Aksi Biadab

Senin 14-05-2018,09:43 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SURABAYA-Presiden Jokowi mengutuk keras aksi teror bom di tiga gereja di Surabaya. Dia menyebut, teror tersebut sebagai aksi biadab dan di luar batas kemanusiaan. Jokowi menegaskan Negara tidak akan tinggal diam untuk mengusut jaringan pelaku teroris. Jokowi menegaskan negara tidak akan tinggal diam untuk mengusut jaringan pelaku teroris. "Tindakan terorisme kali ini sungguh biadab dan di luar batas kemanusiaan," kata Jokowi dalam jumpa pers di RS Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). Jokowi menegaskan tindakan keji tersebut tak seharusnya melibatkan anak-anak tidak berdosa, termasuk pelaku yang menggunakan dua anak sebagai alat untuk melakukan bom bunuh diri. "Pelaku menggunakan dua anak berumur sekitar 10 tahun yang digunakan juga untuk melakukan bom bunuh diri," katanya. Jokowi meninjau langsung gereja di Surabaya, Jawa Timur, yang menjadi sasaran bom bunuh diri. Jokowi didampingi sejumlah pejabat seperti Menko Polhukam Wiranto, Kepala BIN Budi Gunawan, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, telah tiba di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna. Wartawan tidak bisa mendekat karena hanya bisa memantau dari jarak sekitar 300 meter dari GPPS. Begitu juga dengan warga yang tak bisa mendekat ke lokasi. Sementara, dua ambulans terlihat di depan GPPS. Dari Vatikan, Pemimpin gereja Katolik Roma sedunia Paus Fransiskus menyampaikan duka atas tragedi bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya, Minggu (13/5). Menjelang doa Regina Caeli atau Ratu Surga di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Paus Fransiskus mendoakan para korban dan orang-orang yang mereka cintai di hadapan ribuan umat yang berkumpul. "Kepada masyarakat Indonesia terkasih, terutama untuk komunitas Kristiani di kota Surabaya, yang sangat menderita oleh serangan fatal terhadap rumah ibadah, saya melambungkan doa untuk para korban dan keluarga," katanya. "Bersama-sama, marilah kita memohon kepada Allah Sang Damai, supaya mengentikan kekerasan ini," ucapnya. "Di hati semua orang, tidak ada perasaan kebencian dan kekerasan, tetapi rekonsiliasi dan persaudaraan," ujar paus asal Argentina ini, seperti dilansir dari Vatican News. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pelaku pemgeboman di tiga gereja di Surabaya merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid atau (JAT). Kelompok tersebut merupakan pendukung utama ISIS yang ada di Indonesia. "JAT ini didirikan dan dipimpin oleh Aman Abdurrahman yang sekarang ditahan di Mako Brimob. Kemudian kelompok yang satu keluarga ini terkait dengan sel JAD yang ada di Surabaya. Ini adalah ketuanya Dita ini," ujar Tito di RS Bhayangkara Surabaya, Jalan Ahmad Yani, Ahad (13/5) sore. Tito juga mengungkapkan motif yang diduga melatarbelakangi penyerangan tersebut. Pertama, karena di tingkat internasional ISIS sudah ditekan baik oleh Amereika Serikat maupun Rusia. Sehingga mereka dalam keadaan terpojok. "Kemudian memerintahkan semua jaringannya di luar, termasuk yang sudah kembali ke Indonesia untuk melakuka serangan di seluruh dunia. Termasuk di London juga ada peristiwa dengan menggunakan pisau," kata Tito Tito menjelaskan, untuk di Indonesia ada dua kelompok yang terkait dengan ISIS dan menjadi ancaman. Pertama adalah kelompok JAD dan JAT yang sekarang ini tersebar di beberapa tempat. Kemudian yang kedua adalah mereka yang berangkat ke Syria lalu kemudian kembali ke Indonesia. Korban Bertambah Hingga pukul 18.00 WIB, korban tewas serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, bertambah menjadi 13 orang. "Yang meninggal dunia, sementara, bahwa ada 13 yang meninggal dunia, sampai sekarang," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera di RS Bhayangkara Surabaya, Minggu (13/5). Frans merinci korban tewas ledakan bom bunuh diri di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela sebanyak tujuh orang, di Gereja kristen Indonesia (GKI) sebanyak tiga orang, dan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), sebanyak tiga orang. "Di Ngagel ada tujuh orang, kemudian di GKI ada tiga orang, termasuk pelaku. Di Pantekosta ada tiga orang juga, dua pelaku," ujarnya. Menurut Frans, saat ini Tim Indentifikasi Korban Bencana (DVI) Polri tengah melakukan proses pengenalan terhadap 13 jenazah korban akibat ledakan bom bunuh diri itu. Dia mengatakan terduga pelaku berjumlah enam orang, yang merupakan satu keluarga, ikut tewas. Kelompok Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) mengklaim mereka bertanggung jawab atas peristiwa itu. "ISIS bertangung jawab atas amaliyah (bom bunuh diri) di tiga gereja di Kota Surabaya, yang menewaskan sebelas orang dan melukai 41 orang," tulis ISIS melalui kantor berita mereka, Amaq News Agency, sebagaimana dilansir oleh situs siteintelgroup.com. Bom pertama meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel pada pukul 06.30 WIB. Lantas bom kedua meletup di Gereja kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB, disusul serangan bom ketiga di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada pukul 07.53 WIB. (rep/sindo/cnn)

Tags :
Kategori :

Terkait