Organisasi sayap keagamaan PDIP, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) berupaya menggelar istigasah sesering mungkin. Tujuannya untuk bermunajat sekaligus menebar nilai-nilai kebangsaan.
Menurut Ketua Umum Bamusi Prof Hamka Haq, istigasah untuk menyebar Islam yang penuh kesejukan. Menurut Hamka, pesan damai harus semakin digencarkan di tengah getolnya kelompok-kelompok yang menyuarakan pelaksanaan syariat tanpa memperhatikan kewajiban sebagai warga negara.
"Ini diperlukan karena ada kesan bahwa orang akan melaksanakan syariat tanpa memperhatikan kewajiban yang bersangkutan taat kepada Pancasila dan UUD 1945," kata Hamqa di acara Istigasah Bamusidi Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari di Jalan Daan Mogot yang baru saja diresmukan Presiden Joko Widodo, Sabtu (15/4).
Bamusi mengusung tema Menghadirkan Islam Nusantara yang Berkemajuan untuk Indonesia Raya dalam istigasah yang dihadiri sejumlah ulama dan politikus itu. Dari PBNU ada KH Marsudi Syuhud. Bendahara Umum PBNU Nasyrul Falah Amru juga hadir di acara itu karena posisinya juga sebagai sekretaris umum Bamusi.
Sedangkan dari kalangan politikus ada Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah dan Ketua DPP PDIP Sri Rahayu. Istigasah itu juga dimeriahkan pertunjukan musik Ki Ageng Ganjur.
Hamka mengatakan, istigasah itu bertujuan untuk menunjukkan pelaksaan syariat Islam tidak mesti melanggar aturan kehidupan bernegara. "Kita negara hukum, agama yang kita laksanakan seharusnya sesuai prinsip rahmatan lilalamin," tegasnya.
Lebih lanjut Hamka mengatakan, salah satu tanda Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin adalah menebar kasih sayang juga perdamaian. Selain itu, Islam juga mengajarkan toleransi.
"Kalau ada orang menegasikan orang yang berlainan suku dan agama, atau etnis, sebenarnya dia bukan Islam rahmatan lil alamin. Sebab Islam itu rahmat bagi semesta," ungkapnya.
Wasekjen PDIP Ahmad Basarah mengatakan istigasah Bamusi yang digelar jelang hari pencoblosan putaran kedua Pilkada DKI itu menunjukkan warga Indonesia sebagai masyarakat relijius. Sebab, istigasah berarti meminta Allah memberi keputusan terbaiknya, termasuk untuk pilkada DKI.
“Inilah wujud kami pun bagian dari masyarakat religius. Karena itu agenda negara, kita harapkan semua pihak istikomah berada di jalan hukum negara," katanya.
Basara juga menyinggung tentang Pancasila sebagai dasar negara. Karenanya, katanya, pilkada mestinya ditempatkan sebagai agenda bernegara dan bukan urusan agama.
"Jangan sampai agama yang begitu mulia dijadikan alat politik untuk mencapai tujuan meraih kekuasaan. Bagi kami agama ditempatkan dalam tempat yang paling mulia untuk tidak kita jadikan kendaraan penguasa," katanya. (ysa/rmo)