Warga Blokir Jalan Menuju Geothermal

Rabu 21-03-2018,06:19 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERANG – Warga asal Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang terus melakukan penolakan terhadap megaproyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTB) atau geothermal yang dilakukan oleh PT Sintesa Banten Geothermal. Warga memblokir akses jalan menuju proyek Geothermal di Gunung Prakasak, Desa Batu Kuwung, Kecamatan Padarincang, Senin (19/3). Pantauan Tangerang Ekspres, pada jalan itu dipasang spanduk bertuliskan jalan itu disegel. Selain itu, jalan itu juga penuh batu sebesar kelapa agar tidak ada kendaraan yang bisa melintas di sana. Spanduk tersebut terus ada hingga melewati empat desa yang ada di Padarincang. Salah satu warga Kampung Wangun, Desa Batukuwung, Kecamatan Padarincang, Aunillah mengatakan penyegelan tersebut merupakan salah satu upaya penolakan proyek tersebut. Hal itu dilakukan lantaran sebagian masyarakat mendengar bahwa alat berat untuk pengoperasian megaproyek tersebut sedang dalam perjalanan di Karawang, padahal permasalahan sebelumnya dengan pihak perusahaan belum selesai. “Karena informasi itu masyarakat secara spontan melakukan penyegelan,” katanya saat ditemui di rumahnya, Selasa (20/3). Dia menjelaskan bahwa akibat informasi tersebut, dirinya bersama ratusan warga terus memantau jalan tersebut, bahkan sebagian warganya terus begadang hingga esok hari. Akibat penyegelan itu, kata dia, masyarakat mendapat teguran dari kepolisian untuk mencopotnya meskipun hal itu tidak melanggar aturan. Namun pihaknya harus melakukan musyawarah terlebih dahulu bersama masyarakat lainnya. “Kita melakukan penyegelan ini berdasarkan hasil musyawarah jadi dicopotnya pun harus berdasarkan musyawarah, mungkin polisi khawatir saja,” ujarnya. Menurut dia, penolakan tersebut bukan berarti melawan Pemkab Serang, namun merupakan cara untuk mempertahankan  hak masyarakat yang menginginkan daerahnya terhindar dari kerusakan. “Mengaji itu kewajiban tapi ada yang lebih penting yaitu membela daerah. Kalau kita mengaji tapi keadaan tempat mengaji mengalami kerusakan, kan itu tidak bisa dilakukan,” paparnya. Dia menuturkan pihaknya telah melakukan penolakan sekitar satu tahun, namun hal itu tidak membuatnya gentar, padahal dirinya harus berhadapan dengan orang hebat. “Setiap Senin kita melakukan istighosah (doa bersama), dan itu tidak henti-hentinya, meskipun badan ini lelah, tapi hati ini dan masyarakat terus menggebu,” ucapnya. Akibat persoalan geothermal tersebut, dirinya kewalahan lantaran emosi masyarakat yang terus memanas. “Kalau saja kita tidak bisa melunturkan emosi itu, mungkin kita tidak akan kuat dan tahan hingga hari ini,” ucapnya. Sementara itu, Wakil Bupati Serang, Pandji  Tirtayasa mengatakan dirinya sudah mengingatkan kepada perusahaannya agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan fisik sebelum warga sekitar bisa memahami proyek tersebut. “Program sebagus apapun kalau komunikasinya buntu tidak akan support. Makanya obati dulu ke masyarakat. Saya yakin masyarakat Padarincang baik kalau kita ada komunikasi yang baik, sosialisasi yang baik, ajak bicara mereka,” katanya saat ditemui usai acara Musrenbang RKPD Kabupaten Serang 2019. (mg-03/tnt)

Tags :
Kategori :

Terkait