JAKARTA – Tahun ini, ujian nasional (UN) diikuti 8,1 juta peserta didik dan 96 ribu satuan pendidikan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 78 persen peserta didik siap mengikuti UN berbasis komputer (UNBK). "Jumlah peserta UNBK tahun ini meningkat signifikan dari penyelenggaraan tahun lalu,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno dalam taklimat media di Jakarta, kemarin. Data Kemendikbud mencatat sebanyak 6.293.552 peserta didik siap mengikuti UNBK. Jumlah ini meningkat signifikan, mencapai 166 persen dari tahun sebelumnya, yang mencapai 3,7 juta peserta. "Kemendikbud mengapresiasi peran serta pemerintah daerah dalam penyelenggaraan UN tahun ini," ucapnya. Dia menyebutkan ada 17 daerah yang siap melaksanakan 100 UNBK. Terdiri dari jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu Provinsi Aceh, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah. Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), provinsi yang siap adalah Aceh, Banten, Bangka Belitung, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Gorontalo, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sedangkan untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di antaranya Provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. “UNBK telah terbukti efektif meningkatkan indek integritas dalam pelaksanaan UN. Tantangan kami berikutnya adalah meningkatkan prestasi dan capaian dalam UN. Untuk itu perlu ada perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran,” papar Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi. Pelaksanaan UN akan dimulai 2 April 2018. Minggu pertama ujian untuk SMK, minggu kedua untuk SMA, sedangkan UN bagi SMP akan digelar pada minggu keempat. Setelah UN, siswa juga akan mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang akan dilaksanakan dan diatur oleh masing-masing sekolah. Semua mata pelajaran (mapel) diujikan termasuk yang sudah diujikan dalam UN. ”Memang ini lebih berat, tapi sekarang kondisi sudah kondusif,” jelas Bambang Suryadi, Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Untuk SMK, mata pelajaran (mapel) yang akan diujikan adalah Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan teori kejuruan. Berbeda dari tahun sebelumnya, komposisi mata ujian ini lebih sedikit. Tahun lalu, praktek kejuruan juga diujikan. Tahun ini, hanya mapel teori kejuruan saja. Namun, kata Bambang ini bukan berarti pemerintah menganggap mapel praktik kejuruan ini tidak penting. Namun, ujian kompetensi ini akan dilakukan bersamaan dengan sertifikasi kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). (jpnn/mas)
Hanya 17 Daerah 100 Persen UNBK
Jumat 16-03-2018,05:42 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :