Hasil alam di Kabupaten Ciamis beraneka ragam dan bisa diolah menjadi produk bernilai jual . Salah satunya Tenun Lidi Ciamis yang dirintis Nurul Husa alias Asep Nyere (41) di Dusun Panyingkiran, Desa Panyingkiran, Kabupaten Ciamis.
Hasil produknya berupa aksesori dan suvenir yang dipasarkan ke luar daerah, bahkan menembus pasar di Belanda. "Kalau Tasikmalaya dengan mendongnya, untuk Ciamis ternyata tenun lidi ini banyak yang tertarik baik di pasar lokal maupun sampai pasar internasional," ujar Asep di Ciamis, Jawa Barat.
Asep mengatakan awal terjun menekuni usaha itu karena melihat di Kabupaten Ciamis memiliki pohon kelapa yang melimpah. Lalu ia berinisiatif membuat produk yang berasal dari lidi kelapa dengan ditenun untuk kemudian dijadikan kerajinan aksesori dan suvenir.
Dia merintis usahanya sejak tahun 1998 dengan modal awal yang minim. Seiring berjalannya waktu, produknya banyak diminati konsumen. Di 2002 akhirnya usahanya mendapat legalitas. Pemasarannya semula menawarkan produknya secara manual, dengan berkembangnya teknologi Asep Nyere memanfaatkan media sosial.
"Saat pemasaran lewat online media sosial banyak yang minat dengan produk kami, tahun 2012 dari Belanda mulai ada yang tertarik sampai bisa ekspor," kata Asep.
Menurut Asep, ekspor tenun lidi dan produk aksesorisnya dilakukan pada 2012 sampai 2014 ke Belanda. Dilakukan satu minggu sekali sebanyak 5.000 meter tenun lidi dan produk jadinya seperti taplak meja dan wadah cakram digital.
"Dulu ekspor seminggu sekali regular, kemudian tahun 2015 berhenti setahun. Sekarang dilanjutkan lagi ekspor namun dengan sistem pesanan. Setahun ini paling sekitar 3 kali," tuturnya.
Pesanan yang diminati oleh pasar luar negeri untuk saat ini umumnya vas bunga selain taplak meja. Sementara untuk daerah lokal seperti ke Tasikmalaya, Bandung, Jakarta dan Bali umumnya boks tisu dan tempat sampah.
"Macam-macam barang produksi dari tenun lidi mulai dari taplak meja, wadah file, wadah dvd, Tirai, pas bunga, perlengkapan kantor, tempat majalah dan sejenisnya," ujar Asep. Harga aksesori dari tenun lidi yang diproduksi Asep Nyere bervariatif mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu.
"Harapan ke depan, di tahun politik ini ingin kondusif terhadap pelaku usaha. Ada kekhwatiran kami terpengaruh saat situasi politik. Jadi bagaimana situasi politik ini tidak mempengaruhi pelaku usaha," kata Asep.(dtc)