Penyerapan beras yang direalisasikan Bulog Divisi Regional Jawa Timur pada triwulan pertama tahun ini mencapai 200 ribu ton di antara kontrak 221 ribu ton. Bulog optimistis mampu menyerap 900 ribu ton hingga 1 juta ton beras hingga akhir tahun. Kepala Bulog Divisi Regional Jatim Usep Karyana menyatakan, penyerapan beras pada tahun ini diprediksi meningkat 300 ribu ton jika dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Secara rata-rata, penyerapan harian beras mencapai delapan ribu ton. ''Kami optimistis target (penyerapan 900 ribu ton hingga 1 juta ton, Red) akan tercapai karena potensi lahan pertanian padi di Jatim cukup luas. Ada sekitar 2 juta hektare,'' kata Usep. Dari sisi dana, Bulog juga tidak mengalami kendala. Bulog telah menyiapkan dana Rp 8 triliun untuk menyerap beras di Jatim saja. Selain untuk pembelian beras, dana itu dialokasikan untuk pembinaan terhadap petani sejak musim tanam hingga masa panen. Masa panen padi di Jatim dimulai Maret hingga April. Usep mengklaim, hingga 9-10 bulan mendatang, ketersediaan beras di Jatim dipastikan aman. Termasuk untuk persiapan menjelang Ramadan dan Idul Fitri yang jatuh pada Mei dan Juni nanti. Penyerapan beras di Jatim menjadi tumpuan ketersediaan pangan dan program penanggulangan inflasi nasional. Sebab, kebutuhan beras di Jatim hanya 400 ribu-500 ribu ton. Artinya, Jatim dapat berkontribusi pada penyediaan beras untuk kawasan Indonesia Timur, Tengah, dan Barat. Tahun lalu beras asal Jatim berkontribusi 440 ribu ton untuk cadangan pangan nasional. Bulog juga berupaya menjaga stabilitas harga pangan dengan mendirikan 25 ribu Rumah Pangan Kita (RPK). Saat ini Jatim telah memiliki 2.948 RPK. RPK berfungsi memangkas jalur distribusi pangan dari Bulog ke konsumen akhir. Selain itu, RPK menjaga stabilitas harga pangan lantaran harga pangan di RPK sudah ditentukan Bulog. (car/c14/noe)
Stok Beras di Jatim Aman Sampai Awal 2018
Selasa 11-04-2017,10:12 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :