TES EVEN Asian Games 2018 yang bertajuk Invitation tournament Asian Games 2018 sudah berakhir. Selama 10 hari penyelenggaraan itu masih ditemukan masalah-masalah yang tentunya menjadi pekerjaan rumah tuan rumah. Inasgoc beserta instansi terkait dituntut lebih baik demi mewujudkan sukses penyelenggaraan Asian Games 2018 Agustus mendatang. Renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) memang sudah rampung. Presiden RI Joko Widodo juga sudah meresmikan stadion kebanggaan masyarakat Indonesia itu 14 Januari lalu. Namun, stadion yang akan menjadi venue cabang olahraga atletik tersebut belum memenuhi standar International Association of Athletics Federation (IAAF) untuk ajang multievent terbesar se-Asia itu. Mengapa? Pada 12 Februari lalu, Valson Cuddi Kotta dari India selaku technical delegate atletik menilai tiga bak pasir yang ada di SUGBK sangat membahayakan atlet saat bertanding. Posisi tiga bak pasir tersebut sangat mepet dengan pagar pembatas lapangan, tidak lebih dari satu meter. ”Tiga bulan lalu saya sudah mengunjungi SUGBK dan mengingatkan bahwa letak bak pasir seperti itu sangat riskan bagi atlet,” ucapnya. Valson berharap pengurus atletik Indonesia segera melakukan koordinasi dengan pihak kontraktor untuk segera melakukan perombakan. Jika renovasi tidak dilakukan, nomor lompat jauh terancam tidak akan digelar saat Asian Games nanti. Hal tersebut akan merugikan Indonesia. Mengingat, nomor lompat jauh merupakan salah satu nomor andalan tuan rumah untuk mendulang medali. Yakni, melalui Maria Natalia Londa, peraih emas edisi 2014 Incheon. Tak hanya itu, balok pijakan yang ada di lintasan lompat jangkit tidak sesuai standar. ”Bahannya salah. Itu yang dipakai bahannya kayak plastik. Nah harusnya itu dari kayu dan di sisi-sisinya ditutupi plastisin,” jelas Sekjen Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung. Sebenarnya, saat proses pembangunan pihaknya sudah mengusulkan kepada kontraktor mengenai tata letak bak pasir hingga bahan pijakan lompat jangkit dan lompat jauh. Namun, nampaknya usulan itu tidak diterima. Tigor mengatakan, pihak kontraktor tidak mau kalau tidak sesuai gambar desain yang sudah ditetapkan. Alhasil, hal yang dikhawatirkan tersebut terjadi. Venue atletik tidak sesuai standard dan harus dirombak. Tigor sudah berembug dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk memundurkan pagar menjauh dari bak meter dengan jarak kurang lebih lima meter. ”Karena waktu sudah mepet akan dibuat temporer dulu dengan rangka baja ringan. Lapisan atasnya tetep dibuat pakai karpet lintasan,” bebernya. Cabang olahraga voli indoor yang menggunakan lapangan Tenis Indoor Senayan juga menemukan kendala. Yakni ruang ganti pemain dirasa terlalu kecil. Memang, sejatinya venue itu dibuat khusus untuk tenis bukan diperuntukan untuk gelaran olahraga lain. Dengan pertimbangan daya tampung penonton serta kualitas pencahayaan lapangan yang memadai, Inasgoc dan PP PBVSI sepakat memilih Tenis Indoor Senayan untuk menggelar voli. Catatan juga terlihat di stadion panahan, Senayan. Salah satu yang cukup krusial yakni terkait lapangan pertandingan yang kerap tergenang. Seperti saat hujan pada test event lalu. Selain itu, lorong atlet dirasa terlampau pendek. Jaraknya tidak lebih dari 190 cm membuat atlet dengan postur tinggi rawan terbentur. Sebagaimana diketahui, venue tersebut sudah diresmikan Presiden Joko Widodo bersamaan dengan test event berlangsung. Dengan adanya catatan tersebut, renovasi menjadi tidak terelakkan. Semua akan dikebut hingga menjelang gelaran Asian Games 2018, Agustus mendatang. (jpg/apw)
Evaluasi Kesiapan Venue AG 2018, Wajib Renovasi Ulang
Sabtu 17-02-2018,03:28 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :