89 Pasien Difteri Telah Pulih

Rabu 14-02-2018,10:03 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGERANG – Persoalan difteri belum usai. Belum lama ini, Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Tangerang menerima pasien yang terjangkit penyakit menular itu. Terhitung sejak Agustus 2017 sampai kemarin (13/2) rumah sakit ini telah menangani sebanyak 99 pasien difteri. Berbagai upaya telah dilakukan tim medis, agar pasien sembuh. Walhasil, 89 orang sudah diperbolehkan pulang karena dinyatakan pulih total. Namun nyawa satu pasien tidak tertolong atau meninggal dunia, sementara 9 lainnya masih menjalani perawatan di ruang isolasi. Demikian dikatakan Koordinator Humas RSU Kabupaten Tangerang Liliek Kholidah. “Kemarin (12/2) kami menerima pasien perempuan berusia 21 tahun, warga Pasar Kemis. Sehingga sampai saat ini kami sudah menangani sebanyak 99 pasien. Satu pasien meninggal dan sembilan lagi masih dirawat,” tutur Liliek kepada Tangerang Ekspres, Selasa (13/2). Dia mengatakan, setiap pasien dirawat maksimal enam bulan, sampai benar-benar tuntas. Sebab jika tidak tuntas, tidak tertutup kemungkinan pasien tersebut terserang penyakit yang sama. Liliek pun mengimbau masyarakat untuk mewaspadai difteri. Salah satu cara pencegahan yang dinajurkan adalah vaksinasi. Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Desiriana Dinardianti mengatakan, difteri di wilayah Kabupaten Tangerang sudah jauh berkurang, karena diberikan penanganan yang cepat terhadap pasien. “Imunisasi tahap pertama kepada lebih dari 1,1 juta anak sudah selesai dilakukan. Saat ini sudah masuk tahap kedua,” kata Desi melalui pesan WhatsApp. Untuk diketahui, difteri merupakan penyakit berbahaya dan bisa merenggut nyawa. Gejala difteri terdiri dari batuk, otot lemas, pembengkakan kelenjar getah benih atau pilek, sulit menelan atau tenggorokan pegal, suara serak atau terganggu, bernapas secara bising atau napas pendek, demam, kelelahan, serta panas dingin. Berdasarkan instruksi Kementerian Kesehatan, sasaran imunisasi difteri adalah anak berusia 1 sampai  19 tahun. Lantaran usia tersebut berisiko terkena penyakit difteri. Vaksinasi dilakukan dengan mendatangi sekolah, Posyandu (pos pelayanan keluarga berencana – kesehatan terpadu), Posbindu (pos pembinaan terpadu untuk penyakit tidak menular) dan bekerja sama dengan Ikatan Bidan Idonesia (IBI) serta Ikatan Dokter Indonesia (IDI). (mg-3)

Tags :
Kategori :

Terkait