Warga Kampung Sawah Dilatih Olah Sampah

Senin 06-11-2017,09:04 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

PAGEDANGAN – Terus menunjukkan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan serta kelestarian lingkungan. Kini Sinar Mas Land (SML) melalui anak perusahaannya PT BSD Tbk melakukan aksi peduli lingkungan dengan menggelar sosialiasi pengolahan sampah menjadi kompos kepada 93 masyarakat. Kegiatan yang merupakan bagian dari program Corporate Social Responbility (CSR) Bidang Lingkungan SML ini dilaksanakan di aula Masjid Nurul Ikhsan, Kampung Sawah, RT 01 RW 03, Desa Lengkongkulon, Kecamatan Pagedangan, Sabtu (4/11). Dalam acara yang dihadiri Kepala Departemen CSR SML Idham Muchlis tersebut, puluhan warga setempat diajarkan cara memilah, mengolah serta pemanfaatan sampah menjadi barang daur ulang siap pakai. “Sampah menjadi persoalan yang pelik bagi kota-kota besar di Indonesia. Volume yang terus bertambah akan menjadi bencana sendiri bagi manusia. Maka kami hadir memberikan fasilitas serta narasumber yang konsen dibidangnya. Untuk membangkitkan gairah kepedulian masyarakat terhadap pengolahan sampah,” ungkap Idham Muchlis di sela-sela kegiatan. Kesempatan tersebut, pihak SML juga menyerahkan 196 tong sampah organik dan non organik, kepada 93 kepala keluarga RT 01 RW 03, tiga alat penyaring komposter dan 20 batang bibit pohon buah yang ditanam di lingkungan warga sekitar. Syahrul, Pemuda Peduli Lingkungan (PPL) menuturkan persoalan sampah saat ini bukan kepada fasilitas. Tapi, kepedulian dan kemauan setiap warga untuk memilah dan mengolah sampah-sampah tersebut. Menyerahkan sampah yang begitu banyak kepada pemerintah bukan solusi baik untuk menjaga kesehatan bumi ini. “Kami tidak sekedar memberikan bantuan atau sosialisasi secukupnya. Namun, kami akan melakukan pemantauan serta evaluasi rutin. Mengecek langsung kondisi perkembangan warga setelah adanya bantuan dan sosialisasi pengolahan kompos,” ungkapnya. Pantauan Tangerang Ekspres, dalam pemaparannya Syahrul secara detail menjelaskan dan menuntun langsung proses pengolahan sampah jadi kompos kepada warga dengan praktik. Cara membedakan sampah yang bisa diolah menjadi kompos dan bisa diproses menjadi barang kreativitas, bagus bahkan layak dijual. Budi Widiarto, salah satu warga menuturkan sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Buatnya, sampah rumahan memang memiliki volume yang cukup tinggi. Dengan adanya bantuan serta arahan dari SML. Ia lebih banyak tahu apa yang harus ia lakukan untuk lingkungan sekitar yang dimulai dari sampah rumahnya sendiri. “Mungkin kita sudah sering mengajak anak-anak mengolah pohon di taman-taman rumah. Waktu libur bisa kita gunakan untuk mengaplikasikan ilmu pengolahan sampah menjadi kompos ini kepada anak-anak,” katanya. (bun)

Tags :
Kategori :

Terkait