Panglima TNI : ‘Saya Kecewa’

Rabu 25-10-2017,07:52 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA-Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo tidak bisa menutupi kekecewaannya atas penolakan dari U.S. Customs and Border Protection (CBP) terhadap dirinya masuk ke wilayah Amerika Serikat (AS). Gatot juga tidak punya inisiatif lagi untuk berangkat ke Negeri Paman Sam, setelah melaporkan penolakannya kepada Presiden Joko Widodo. Sebab, lulusan Akademi Militer 1982 ini mengaku akan berangkat ke AS hanya atas perintah Presiden Joko Widodo. "Saya enggak punya inisiatif lagi. Saya sudah lapor ke Pak Presiden karena saya utusan pemerintah. Maka Pak Presiden yang memutuskan saya berangkat atau tidak," ucap Gatot di kompleks Istana Kenegaraan Jakarta, Selasa (24/10). Sepengetahuan Gatot, Menteri Luar Negeri AS mengatakan bahwa masalah tersebut akan diselesaikan. Karena itu, dia menyarankan media menanyakan langsung penyelesaiannya ke Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi. "Kalau dikatakan saya kecewa, saya kecewa. Kenapa saya kecewa? Karena saya bersahabat dengan Jenderal Dunford. Waktu ke sana, saya coffee morning di rumahnya yang asri, malamnya diajak dinner yang enak. Yang lebih luar biasa lagi dinyanyikan lagi 'Bengawan Solo'. Yang menyanyikan prajurit Amerika. Ya, saya ke sana kan mau ketemu juga sama beliau. Tapi enggak terjadi ya," tutur Gatot. Terkait surat yang dikirimkannya kepada Dunford usai penolakan dari CBP, Gatot mengatakan tulisan pribadinya itu telah dibaca oleh Dunford. "Suratnya sudah dibaca sama beliau ya," pungkas jenderal kelahiran Tegal berusia 57 tahun itu. Gatot Nurmantyo enggan mengomentari penolakan dari US Customs and Border Protection (CBP) untuk dirinya masuk ke wilayah Amerika Serikat (AS). Namun, dia memastikan keberangkatannya atas perintah Presiden Joko Widodo. "Saya ini tugas ke Amerika perintah Presiden. Jadi perwakilan pemerintah. Begitu saya tidak bisa berangkat saya lapor juga ke Presiden. Lapor ke menkopolhukam dan menlu. Maka saya tidak boleh berkomentar apa pun juga. Tanya lah ke menlu," ucap Gatot. Karena larangan untuk dirinya masuk ke negara yang dipimpin Donald Trump telah dicabut, Gatot pun tidak bisa memastikan kapan akan berangkat lagi ke AS. "Kalau ditanya kapan saya berangkat lagi, karena saya sudah melapor, saya berangkat hanya atas perintah Presiden. Tanpa itu saya tidak punya inisiatif apa pun juga sekarang. Jadi saya tidak boleh memberikan keterangan," jelas dia. Lulusan Akademi Militer 1982 itu pun menyampaikan respons Jokowi -sapaan Presiden- atas penolakannya oleh AS. Presiden, katanya mempertanyakan kenapa itu bisa terjadi. "Kenapa terjadi seperti itu. Ya, sudah tidak usah berangkat. Mau berangkat gimana. Udah lapor ke menkopolhukam ke menlu, siap saya laporkan. Kan lapornya ke Presiden dulu baru ke menkopolhukam dan menlu. Dan sudah ditangani oleh menlu," jelas dia. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengungkap alasan tentang insiden penolakan terhadap Jenderal Gatot Nurmantyo. Juru Bicara Homeland Security Dave Lapan mengatakan, ada persoalan dokumen sehingga menimbulkan insiden yang di Indonesia dianggap sebagai skandal diplomatik itu. “Pemerintah AS didedikasikan untuk memastikan setiap orang yang bepergian ke AS disaring dan diperiksa secara benar,” ujar Lapan. Meski demikian, Lapan memastikan persoalan itu sudah tuntas. Sebab, pemerintah AS langsung mengizinkan Gatot untuk terbang ke AS dengan penerbangan selanjutnya. Hanya saja, Gatot memilih membatalkan jadwal lawatannya ke AS. Homeland Security pun merasa perlu meminta maaf. “Kami menyesalkan bahwa penumpang (Gatot, red) dan istrinya menjadi tak nyaman,” sebut Lapan. Sebelumnya Menteri Pertahanan (Menhan) AS James Mattis juga meminta maaf kepada Menhan RI Ryamizard Ryacudu atas insiden penolakan terhadap Jenderal Gatot. Mattis bertemu Ryamizard dalam ASEAN Defense Ministers Meeting di Filipina. Seperti diberitakan sebelumnya, Jenderal Gatot diundang secara resmi untuk menghadiri acara Chiefs of Defense Conference on Counter Violent Extremist Organizations (VEOs) di Washington pada 23-24 Oktober 2017. Pengundangnya adalah Kepala Staf Gabungan Angkatan Berenjata AS Jenderal Joseph F Dunford. Gatot beserta istri dan delegasi TNI pun mengurus visa dan dokumen lainnya untuk menghadiri undangan itu. Namun, ketika hendak bertolak ke Washington melalui Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (21/10) sore, tiba-tiba Gatot menerima pemberitahuan bahwa dirinya dilarang memasuki wilayah AS. Pihak yang melarang Gatot memasuki wilayah Negeri Paman Sam adalah CBP. Sedangkan pemberitahuan ke Gatot disampaikan melalui maskapai Emirates beberapa saat sebelum jadwal boarding. (jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait