Drainase Buruk Puskesmas Kebanjiran

Selasa 24-10-2017,07:55 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SERPONG-Buruknya sistem saluran air atau drainase membuat Puskesmas Rawa Buntu harus ketiban masalah. Setiap kali turun hujan, sarana fasilitas kesehatan ini kerap dilanda banjir. Seperti yang tejadi Senin (23/10) sore, air menggenang di halaman maupun Jalan Raya Rawa Buntu hingga ketinggian 40 centi meter. SERPONG-Buruknya sistem saluran air atau drainase membuat Puskesmas Rawa Buntu harus ketiban masalah. Setiap kali turun hujan, sarana fasilitas kesehatan ini kerap dilanda banjir. Seperti yang tejadi Senin (23/10) sore, air menggenang di halaman maupun Jalan Raya Rawa Buntu hingga ketinggian 40 centi meter. Kepala UPT Puskesmas Rawa Buntu dr Hartono mengatakan, selain saluran air yang tak berfungsi penyebab banjir adalah Jalan Raya Rawa Buntu lebih tinggi dari puskesma dan masjid. "Juga rumah warga yang ada di belakang puskesmas jalanannya dan halamannya sudah di tinggikan, jadi membuat air hujan lari ke halaman puskesmas," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin (23/10). Hartono menambahkan, jika hujan besar dan lama, banjir bisa berjam-jam. Menurutnya, jika Jalan Raya Rawa Buntu banjir dapat pastikan halaman puskesmas dan masjid juga ikut banjir karena airnya turun ke bawah. Ia menyatakan, puskesmas sudah beberap kali lapor ke Dinas Kesehatan agar disampaikan ke dinas terkait untuk menangani masalah drainase. "Namun, sampai saat ini belum ada penanganan maupun tindak lanjutnya," tambahnya. Hartono berharap, saluran air yang ada di Jalan Raya Rawa Buntu difungsikan dengan maksimal, yakni dilebarkan dan diperdalam. Juga pintu masuk puskesmas dan masjid dibuat tanggul yang landai supaya dapat menahan air dari jalan. Jangan sampai air turun ke masjid dan puskesmas. "Kalau pas banjir, kita biasa pinjam pompa penyedot air milik BPBD Kota Tangsel," tuturnya. Warga Serpong Budiman mengatakan, di lokasi tersebut memang menjadi langganan banjir saat hujan deras turun. "Kalau hujannya lama dan deras tak jarang banyak kendaraan yang mogok dan membuat kemacetan arus lalu lintas," katanya. Sementara itu, Kepala BPBD Kota Tangsel Chaerudin menagatakan, selalu menyediakan pompa air dan petugas saat Jalan Rawa Buntu banjir. "Kita berusaha secepat mungkin menyedot air saat hujan mulai reda," katanya. Sebelumnya, untuk mengatasi banjir akibat drainase, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Tangsel masih menunggu hasil evaluasi Perda Drainase oleh Pemprov Banten. Kepala Bidang Drainase Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rosi mengatakan, sebelum terbentuknya Kota Tangsel, sistem drainase menggunakan irigasi persawahan yang bersifat pendistribusi air langsung ke sawah. Pesatnya pembangunan membuat jumlah lahan persawahan di Tangsel terus mengalami perubahan fungsi menjadi permukiman dan pusat perbejanjaan. Akibatnya, lokasi penampungan air berkurang. Berbagai upaya telah dilakukan oleh DPUPR untuk mencegah meluapnya air, antara lain melakukan sistem konversi dari saluran irigasi ke saluran drainase. “Sampai sekarang pun masih terdapat daerah yang masih menggunakan sistem irigasi, namun jumlahnya sangat sedikit. Harusnya air mengumpul tetapi kenyataannya air menyebar. Itu yang menjadi masalah.” ujarnya ketika ditemui diruang kerjanya, jumat (20/10). Dia menilai, semrawutnya masalah drainase di Kota Tangsel disebabkan oleh keberadaan sungai yang lebih tinggi dari saluran drainase. Sehingga, perlu dilakukan pengerukan dasar sungai agar saluran air dari aliran pengumpul menuju sungai dapat normal kembali. Selain itu, saluran pengumpul juga harus diturunkan kembali sehingga saluran air dari rumah tangga dapat masuk ke dalam saluran pengumpul. “Pengerukan dasar sungai utama baru dapat dilakukan jika debit air menurun, ” tambahnya. Menindak lanjuti masalah banjir, pihaknya masih menunggu hasil evaluasi Perda Drainase yang dilakukan oleh Provinsi Banten. Sehingga saluran drainase yang dibuat oleh pemerintah dan pengembang dapat tersambung. “Nanti kalau perdanya sudah keluar pengembang tidak boleh menutup saluran drainase. Kalau ada penutupan masyarakat dapat melaporkannya,” pungkasnya. (bud/mg-6/esa)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler