TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Pemprov Banten memperketat pengawasan di berbagai destinasi wisata. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dalam menghadapi lonjakan pengunjung di libur akhir tahun.
Gubernur Banten, Andra Soni mengatakan pihaknya langsung memonitor beberapa destinasi wisata yang ada di Banten. Tiga fokus monitoring mencakup tiga aspek, mulai dari kesiapsiagaan bencana, akurasi informasi cuaca, dan kenyamanan wisatawan dari praktik harga yang tidak wajar.
"Kita ingin melihat kesiapan dari jajaran pemprov dan pemerintah kabupaten/kota," katanya saat ditemui di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang, Selasa (23/12).
Ia menuturkan kewaspadaan terhadap intensitas hujan tinggi tetap menjadi prioritas pemerintah daerah. Maka dari itu, wisatawan diimbau untuk terus memantau cuaca melalui kanal resmi dari BMKG.
Tak hanya itu, dinas pariwisata (dispar) masing-masing kabupaten kota juga diimbau untuk dapat memberikan informasi penting terkait perkembangan cuaca di destinasi wisata.
"Jadi nanti masyarakat bisa tahu terkait dengan informasi cuaca, dan mereka bisa aman dan nyaman berlibur di tempat wisata yang ada di Banten," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Andra, salah satu poin tegas dalam pariwisata yaitu menjaga citra pariwisata Banten melalui pelayanan yang ramah dan transparan, jangan sampai ada pengelola wisata yang melakukan praktik harga yang tidak wajar.
"Kita ingin orang berwisata ke Banten punya pengalaman positif. Maka, salah satu kuncinya: tidak boleh ada harga yang ditembak (dimahalkan secara sepihak). Sampaikan tarif secara jujur," tegasnya.
Meski di tengah isu bencana tahunan, Pemprov Banten tetap optimistis mempromosikan wisata lokal.
Strategi yang dilakukan bukan hanya imbauan, melainkan dispar melakukan pembekalan kepada masyarakat lokal tentang cara melayani wisatawan dengan standar hospitality yang baik.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Banten, Ashok Kumar memastikan perhotelan khususnya di wilayah pesisir pantai akan memberikan layanan terbaik demi meraih okupansi yang optimal.
Ashok mengatakan, setiap hotel telah menyiapkan layanan terbaiknya jelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Meskipun cuaca saat ini yang tidak menentu, namun hal itu tidak menjadi kekhawatiran bagi hotel dan restoran di Banten.
"Kalau berbicara cuaca itu kan urusan tuhan, kalau soal layanan boleh komplain, tapi cuaca ini bukan buatan kita, jika ada bom dan lain sebagainya baru kita antisipasi," katanya melalui sambungan telepon, Minggu (14/12).
Bahkan ia mengaku, tren tingkat hunian hotel di wilayah pesisir pantai pada momen Nataru 2026 cukup baik. Ia menyebut okupansi kamar kini mencapai sekitar 80 persen bagi sebagian hotel.
"Sejauh ini sudah ada yang 40 persen sampai 80 persen okupansi, terutama hotel-hotel seperti Aston. Kita optimis bisa lebih tinggi lagi. Ditambah Grand Mercure juga sudah akan hadir dengan bangunan 20 lantai dan fasilitas 300 kamar di Anyer," tuturnya. (mam)