Gatot, Tito dan SMI Kemungkinan Disiapkan Jadi Calon Wakil Presiden

Senin 09-10-2017,04:01 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA-Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio sependapat dengan politikus PKS M Nasir Djamil terkait kemungkinan adanya skenario Joko Widodo (Jokowi) akan berpasangan dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Pilpres 2019. Dia menilai, ada kemungkinan manuver-manuver Jenderal Gatot yang belakangan menuai polemik di tengah masyarakat, sengaja diciptakan. Apalagi Jokowi diketahui tidak pernah melarang Gatot bermanuver. "Saya setuju. Kalau memang dilarang, itu pasti presiden dari awal akan melarang itu, tapi ini seperti menginginkan pak Gatot melakukan manuver-manuver," ucap Hendri dalam diskusi bertajuk "Politik bukan Panglima" di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/10) kemarin. Pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu menduga Jokowi telah memanggil satu per satu para pembantunya yang masuk bursa cawapres. Beberapa nama yang disebut Hendri adalah Jenderal Gatot, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. "Makanya coba lihat, Gatot dekati umat Islam, Tito dekati umat Islam. Kemudian Sri Mulyani tarik pajak gede banget. Masing-masing punya panggung sendiri-sendiri. Tapi saya rasa konstelasi semuanya ini, ada sutradaranya," ucap Hendri. Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan, sama sekali tidak pernah mendengar ataupun melihat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bermanuver politik. Dalam pandangan Emrus, tentara yang akan genap berusia 58 tahun pada 13 Maret 2018 itu semata-mata menjalankan tugas sebagai panglima di angkatan bersenjata. “Saya melihat justru dia pada garis sebagai panglima,” tegas Emrus kepada JPNN, Minggu (8/10). Karena itu Emrus menantang pihak-pihak yang menuduh Gatot berpolitik praktis untuk membuktikan tuduhan mereka. Menurutnya, sampai saat ini tidak ada ucapan ataupun perilaku jenderal asal Tegal, Jawa Tengah itu yang menjurus kepada manuver politik praktis. “Saya ikuti betul tidak ada kalimat dari panglima kita bermanuver. Tidak ada, silakan dicek kalau memang ada yang tahu mana kalimatnya,” kata Emrus. Bahkan, Emrus menilai pidato Presiden Joko Widodo dan Gatot saat hari ulang tahun (HUT) ke-72 TNI di Cilegon, Banten, 5 Oktober 2017 sangat sinkron. Keduanya, sama-sama menegaskan perihal politik negara. "Itu yang dipidatokan presiden dan itu pula yang disampaikan panglima,” kata direktur EmrusCorner itu. Hanya saja, Emrus menduga ada kelompok yang berupaya mendorong Gatot menjadi calon presiden atau wakil presiden pada Pemilu 2019. “Jadi, orang yang mewacanakan, sedangkan dari beliau tidak ada satu kata pun yang eksplisit atau implisit,” katanya. Namun, lanjut Emrus, secara meta-meaning komunikasi politik, tidak ada simbol verbal ataupun nonverbal dari ucapan dan tindakan Gatot yang bisa dimaknasi sebagai upaya untuk menjadi calon presiden ataupun kandidat wakil presiden. Dia bahkan menantang pihak-pihak yang menuding Gatot mau menjadi capres ataupun cawapres untuk membuktikannya. (jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait